Pakar Keamanan Siber Tanggapi Pindai Retina pada World App

Selasa 06 Mei 2025, 00:52 WIB
Ilustrasi pemindaian retina. (Sumber: Freepik)

Ilustrasi pemindaian retina. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha menyebut, pemindaian mata pada World App menciptakan identitas digital global yang disebut World ID.

Pratama mengatakan, World ID berhubungan dengan data pribadi setiap pendaftar.

"Terutama yang berhubungan dengan privasi, keamanan data pribadi, dan konsep dasar dari teknologi ini itu sendiri," kata Pratama saat dihubungi, Senin, 5 Mei 2025.

World ID dikenal sebagai sebuah proyek yang menyatukan dunia digital dan nyata dengan menonjolkan penggunaan teknologi biometrik, khususnya pemindaian retina mata untuk memverifikasi identitas manusia.

Baca Juga: Respons Wali Kota Bekasi setelah Aplikasi World App Viral

Dengan melakukan pemindaian ini, pengguna akan mendapatkan World ID yang dapat digunakan untuk mengakses berbagai layanan digital dan mendapatkan alokasi Worldcoin.

"Pada pandangan pertama, ini bisa terlihat seperti sebuah inovasi revolusioner dalam dunia digital, yang memungkinkan verifikasi identitas manusia dengan tingkat keamanan yang tinggi tanpa harus bergantung pada kata sandi atau data pribadi yang lebih mudah terpapar. Namun, inilah titik di mana banyak orang mulai mempertanyakan implikasi dari teknologi ini," ujarnya.

Meskipun teknologi pemindaian iris mata dianggap sebagai metode yang sangat aman untuk verifikasi identitas, ada sejumlah kekhawatiran tentang metode data biometrik dikelola dan diamankan.

Pratama menyebut, retina mata digunakan sebagai data biometrik yang paling unik dan sulit untuk dipalsukan. Biometerik menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi daripada kata sandi atau sidik jari.

Baca Juga: Warga Takut Tidak Dapat Uang Lagi dari World App

"Namun, pertanyaan yang patut diajukan adalah siapa yang memiliki kendali atas data biometrik ini, dan bagaimana data tersebut akan digunakan atau dibagikan dalam ekosistem yang lebih luas," ujarnya.

Walau demikian, ada kekhawatiran kebocoran atau penyalahgunaan data biometrik. Data retina mata yang dikumpulkan selama pemindaian tersebut sangat sensitif dan bersifat permanen.

Berbeda dengan data kata sandi yang bisa diubah. Retine mata justru tidak bisa diganti jika data tersebut bocor atau disalahgunakan.

Menurutnya, jika data biometrik jatuh ke tangan yang salah, dampaknya bisa sangat serius dan tidak dapat diperbaiki.

Baca Juga: Pengamat Sosial Ungkap Alasan Masyarakat Ramai Datangi World App

"Misalnya, dalam skenario pencurian identitas, seseorang bisa saja menggunakan data biometrik yang terlepas untuk mencuri identitas korban dalam jangka panjang, karena iris mata adalah data yang tetap dan tidak bisa diganti," ucap dia.

Kendati proyek Worldcoin menawarkan pendekatan yang inovatif dalam hal verifikasi identitas manusia, kekhawatiran mengenai privasi dan keamanan data tetap penting untuk diperhatikan. Dalam dunia yang semakin digital ini, penting bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati memberikan data biometrik pribadi mereka.

Di sisi lain, pemerintah dan lembaga pengawas bisa memastikan proyek semacam ini dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip-prinsip privasi dan perlindungan data yang kuat.

"Pemantauan yang ketat terhadap bagaimana data ini dikelola dan bagaimana perusahaan yang terlibat menangani informasi sensitif menjadi kunci untuk mencegah potensi kebocoran atau penyalahgunaan yang dapat merugikan masyarakat," ujarnya.

Berita Terkait

News Update