Mengapa Soeharto Dinilai Tak Pantas Menyandang Gelar Pahlawan Nasional? Ini Alasannya

Minggu 27 Apr 2025, 12:33 WIB
Ini alasan Soeharto layak menjadi pahlawan nasional. (Sumber: Pinterest)

Ini alasan Soeharto layak menjadi pahlawan nasional. (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) telah membahas daftar calon pahlawan nasional tahun 2025 pada Maret lalu.

Sebanyak sepuluh tokoh diusulkan untuk mendapatkan penghargaan tertinggi ini. Mereka adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bisri Sansuri, Idris bin Salim Al-Jufri, Teuku, Abdul Hamid Azwar, Abbas Abdul Jamil, Anak Agung Gede Anom Mudita, Deman Tende, Midian Sirait, Yusuf Hasim, dan Soeharto.

Selain itu, terdapat delapan tokoh lain yang sebelumnya telah disetujui Dewan Gelar pada 2024 dan kembali diajukan, yakni Andi Makasau, Bambang Sugeng, Rahma El Yunusiah, Frans Seda, Muhammad Sroedji, AM Sangaji, Rd. Soerjadi Soerjadarma, dan Sultan Muhammad Salahuddin.

Dari deretan nama tersebut, sosok Soeharto paling menyita perhatian publik. Pengusulan mantan presiden yang memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade ini menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Baca Juga: Apakah Aturan Baru? DC Pinjol Lapangan Bakal Datang Serentak Tanggal Ini

Soeharto dan Syarat Normatif Gelar Pahlawan Nasional

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menegaskan bahwa seluruh nama yang diusulkan, termasuk Soeharto, telah memenuhi syarat normatif untuk menerima gelar pahlawan nasional.

Menurut Saifullah, salah satu hambatan utama sebelumnya terkait Soeharto adalah keberadaan TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN. Namun, dengan dicabutnya TAP tersebut, kendala tersebut dinyatakan telah selesai.

"Pak Harto itu sudah berulang-ulang diusulkan, tapi masih ada kendala. Sekarang, salah satu kendalanya itu kemarin soal TAP MPR-nya sudah dicabut," ujar Saifullah dalam pernyataannya di Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025).

Dengan demikian, secara administratif, nama Soeharto tidak lagi terkendala dalam pengusulannya sebagai calon pahlawan nasional.

Namun, persoalan sesungguhnya bukan hanya administratif, melainkan berkaitan dengan memori kolektif rakyat Indonesia terhadap perjalanan sejarah masa Orde Baru.

Gelombang Kritik atas Usulan Soeharto

Sejumlah pihak dengan tegas menolak pengusulan Soeharto sebagai pahlawan nasional. Kritik keras datang dari berbagai elemen masyarakat, termasuk aktivis reformasi dan lembaga pemantau hak asasi manusia.

Berita Terkait

News Update