5 Kebiasaan Sepele Ini Bisa Menyebabkan Gagal Bayar Pinjol Tanpa Disadari

Rabu 23 Apr 2025, 07:53 WIB
5 kebiasaan-kebiasaan fatal yang dilakukan oleh nasabah gagal bayar (galbay) pinjaman online (pinjol). (Sumber: Pinterest)

5 kebiasaan-kebiasaan fatal yang dilakukan oleh nasabah gagal bayar (galbay) pinjaman online (pinjol). (Sumber: Pinterest)

Nasabah kerap melewatkan membaca rincian perjanjian pinjaman, termasuk sanksi atas keterlambatan dan klausul penyebaran data. Akibatnya, ketika bermasalah, mereka tidak tahu hak dan kewajiban secara hukum.

5. Tidak Punya Dana Darurat

Ketiadaan dana cadangan menjadi bom waktu. Ketika ada kebutuhan mendesak—seperti sakit atau PHK—dan tidak ada tabungan, satu-satunya jalan yang dipilih adalah berutang, lalu berisiko galbay.

Dampak Galbay Terhadap Nasabah

1. Penagihan Agresif & Teror Psikologis

Banyak pinjol ilegal atau semi-legal menggunakan metode penagihan intimidatif, termasuk menghubungi seluruh kontak di ponsel pengguna. Hal ini menimbulkan stres, rasa malu, bahkan trauma psikologis berat.

2. Masuk Daftar Hitam SLIK OJK

Nasabah galbay akan tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Akibatnya, mereka kesulitan mengakses layanan keuangan formal seperti KPR, kredit kendaraan, atau pembiayaan modal usaha.

3. Risiko Kebocoran dan Penyalahgunaan Data

Aplikasi pinjol ilegal seringkali meminta akses ke kontak, galeri, dan lokasi. Saat terjadi galbay, data tersebut bisa disebarkan atau dijual ke pihak ketiga.

4. Hubungan Sosial Rusak

Teror penagihan tidak hanya dialami oleh peminjam, tetapi juga orang-orang di sekitar mereka. Banyak kasus di mana teman atau keluarga dihubungi dan dipermalukan oleh penagih utang.

Mengapa Banyak Orang Terjebak? (Analisis Psikososial)

Kecenderungan galbay juga dipengaruhi oleh faktor psikososial, seperti:

  • Kepercayaan irasional terhadap pinjol: Banyak yang percaya bahwa tidak akan ditagih jika memakai aplikasi baru.
  • Efek media sosial: Gaya hidup konsumtif yang dipromosikan oleh influencer memicu perilaku boros.
  • Stres ekonomi rumah tangga: Tekanan kebutuhan rumah tangga membuat keputusan keuangan menjadi reaktif, bukan strategis.

Antisipasi dan Solusi: Mencegah Sebelum Terjerat

1. Edukasi Literasi Keuangan Sejak Dini

Pendidikan keuangan harus diajarkan di bangku sekolah dan diperkuat lewat kampanye digital. Pengenalan tentang bunga, risiko pinjaman, dan perencanaan anggaran sangat penting untuk generasi muda.

2. Memprioritaskan Dana Darurat

Membentuk kebiasaan menyisihkan 10–20% penghasilan untuk dana cadangan dapat menjadi penyelamat ketika menghadapi situasi darurat.

3. Konsultasi dengan Lembaga Resmi

Jika sudah terjebak galbay, ada baiknya berkonsultasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH), OJK, atau Lembaga Perlindungan Konsumen. Beberapa platform menyediakan mediasi atau restrukturisasi utang.

4. Hindari Pinjol Ilegal

Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan aplikasi tersebut terdaftar dan diawasi oleh OJK. Gunakan situs resmi cekfintech.id untuk verifikasi legalitas.

5. Gunakan Kredit untuk Kebutuhan Produktif

Disiplin menggunakan pinjaman untuk hal-hal yang menghasilkan pendapatan, seperti modal usaha kecil atau investasi pendidikan, dapat meningkatkan kesehatan keuangan jangka panjang.

Berita Terkait

News Update