Sedangkan keberadaan pagar laut, dinilai membuat tangkapan laut seperti ikan bandeng, duri, blanak, kepiting dan udang menjadi kabur, dan sulit didapati.
"Nelayan juga mirikin cuaca yang saat ini, kadang berangkat kadang tidak. Kita juga tidak hanya hitung pendapatan, selain adanya pager laut, pendapatan kita jadi gak maksimal," ucap dia.
Sementara, nelayan lainnya bernama Mitun 28 tahun membenarkan saat ini, aktivitas para nelayan sedang sepi melaut.
"Sekarang nelayan lagi sepi (melaut) ini karena anginnya kencang. Ya ada pagar laut itu keganggu juga kita ada efeknya," ujar Mitun.
Mitun saat ini, lebih memilih berada di rumahnya ketimbang melaut, jika dipaksakan, banyak pengeluaran dan penuh banyak resiko.
"Disini aja, masih mantau gitu lah, soalnya kalau melaut liat resiko juga," ucap dia.
Pagar laut terbuat dari bambu ini telah berdiri sejak awal 2024 lalu. Pagar tersebut berisi tanah dan ditutupi karung membentang di dua sudut, pada sisi kiri dan kanan perairan.