Tahun ini, bantuan beras 10 kg akan disalurkan kepada 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM), yang sebelumnya berjumlah 22 juta.
Pemangkasan jumlah penerima ini dilakukan karena beberapa KPM dianggap sudah sejahtera, telah meninggal dunia, atau pindah wilayah tanpa memberi informasi.
Penerima bantuan beras ini akan diambil dari data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), P3KE (Penerima Program Keluarga Harapan Ekstrem), dan PKKBN (Penerima Keluarga Berencana Nasional).
Pemerintah berharap pada tahun 2025, data tunggal yang mengintegrasikan seluruh data penerima bantuan akan selesai, sehingga bantuan dapat lebih tepat sasaran.
2. Diskon Listrik PLN 50 Persen
Untuk membantu meringankan beban masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah, pemerintah memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan PLN dengan kapasitas pemasangan listrik di bawah 2.200 Volt Ampere (VA).
Diskon ini berlaku selama dua bulan, yaitu Januari dan Februari 2024, sebagai bagian dari stimulus ekonomi setelah kenaikan tarif PPN.
Keuntungan bagi pelanggan PLN adalah bahwa diskon ini akan diberikan secara otomatis, baik untuk pelanggan prabayar maupun pascabayar.
Anda tidak perlu mendaftar atau melakukan registrasi ulang; potongan harga akan diterapkan langsung pada tagihan listrik Anda.
3. Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM
Salah satu kebijakan penting yang akan diluncurkan pada awal 2025 adalah pengalihan subsidi BBM menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa kebijakan ini sudah hampir selesai dengan progres 99 persen, dan pengumuman resmi akan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada awal tahun 2025.
Bantuan ini akan diberikan kepada masyarakat yang sebelumnya menerima subsidi BBM, dengan tujuan untuk meringankan beban pengeluaran rumah tangga.
Untuk jumlah pastinya, belum ada informasi resmi, namun BLT BBM sebelumnya diberikan sebesar Rp300.000 per bulan untuk dua bulan.