POSKOTA.CO.ID – Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak tekanan jual saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di perdagangan Jumat 13 Desember 2024 kemarin.
Salah satu pelemahan signifikan terjadi pada saham Bank BRI (BBRI). Saham bank plat merah itu tercatat mengalami pelemahan signifikan dengan level kritis di Rp4.150.
Retail Research Analyst Bahana Sekuritas, Dimas Pratama, mengungkapkan pandangannya usai asing mencatatkan net sell cukup besar terhadap saham sektor perbankan.
"Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global membuat investor asing melakukan aksi jual di sektor perbankan. Bank Indonesia menahan suku bunga di level 6 persen untuk mengantisipasi arus keluar modal yang deras. Namun, tekanan jual yang terus terjadi membuat beberapa saham big cap perbankan, seperti BBRI, tertekan lebih dalam,” kata Dimas dalam sebuah wawancara di stasiun televisi nasional, dikutip Sabtu 14 Desember 2024.
Untuk BBRI, jika level kritis di 4.150 ini mampu bertahan, saham BRI memiliki peluang untuk bergerak di kisaran 4.150–4.450.
Namun, jika level ini ditembus, harga saham dapat menguji level 4.000 atau bahkan 3.800–3.600, yang terakhir kali terlihat saat pandemi COVID-19.
"Kami sarankan menunggu konfirmasi tambahan pada hari Senin. Jika level 4.150 mampu bertahan, peluang rebound ke 4.450 cukup terbuka. Namun, jika tidak, investor perlu berhati-hati,” ujar dia.
Seperti BBRI, saham BNI (BBNI) pun melemah lebih dari 3 persen ke level 4.730. Dimas melihat ada peluang harga drop lebih jauh jika support kedua di 4.550 ditembus.
"Setelah menyentuh level resistance di 5.150, BBNI mengalami tekanan jual selama tiga hari berturut-turut. Support pertama berada di level 4.650, dengan support kedua di 4.550. Jika support ini ditembus, potensi penurunan ke level 4.000 lebih besar. Namun, jika support bertahan, ada peluang bagi BBNI untuk kembali menguji level 5.150,” paparnya.
BBCA
Di sisi lain, Dimas merekomendasikan saham Bank Central Asia (BBCA) sebagai pilihan menarik bagi para investor di perdagangan pekan depan.
Menurutnya, BBCA cukup solid. Selama berada di bawah Rp10.000, saham ini menarik untuk diakumulasi.