Deden menjelaskan, terdapat dua kecamatan yang terdampak parah. Di Pabuaran tercatat sekitar 70 rumah yang mengalami dampak akibat bencana banjir.
Sementara di Kecamatan Gegerbitung, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) masih mencari korban yang diduga tertimbun longsor.
Akibat bencana alam ini, akses jalan Provinsi Baros-Sagaranten juga dilaporkan terputus. Jalur sabuk Geopark Ciletuh juga mengalami dua titik terdampak.
Satu jalur yang berada di Simpenan-Loji terputus total, dan beberapa jembatan nyaris putus diakibatkan luapan banjir.
Polri Turun Evakuasi Korban Banjir Bandang
Banjir bandang tersebut menyebabkan sejumlah wilayah terisolasi. Akhirnya, Polri ikut mengevakuasi warga korban banjir bandang Sukabumi.
Ketinggian air yang mencapai 80 hingga 90 sentimeter ini mengakibatkan permukiman warga tergenang, dan membuat beberapa akses jalan terputus.
Salah satu area yang terdampak parah ialah Kampung Rangcabungur. Di sana, gang-gang sempit tergenang air hingga mencapai tinggi pinggang orang dewasa.
Kasat Samapta Polres Sukabumi, AKP Dadi yang memimpin langsung evakuasi, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan BPBD ialah keterbatasan akses.
"Kami menggunakan perahu karet untuk menjangkau ibu dan bayi yang terjebak di dalam rumah mereka. Beruntung, semua berhasil diselamatkan," ujar Dadi dalam keterangan tertulisnya.
Evakuasi korban mulai sekitar pukul 08.00 WIB. Tim gabungan tersebut harus melawan arus deras untuk menyelamatkan warga.
“Kami harus berjalan melalui arus yang sangat deras. Sebagian besar yang berhasil diselamatkan adalah ibu dan bayi yang membutuhkan bantuan segera,” ungkapnya.
Saat ini, tim gabungan masih fokus pada evakuasi dan penanganan bencana. Pemerintah Kabupaten Sukabumi juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena intensitas hujan yang tinggi.