Setelah, Minggu, 22 September 2024 lalu, KPU menetapkan pasangan calon kepala daerah, kemudian Senin, 23 September 2024 kemarin, dilanjutkan dengan pengundian nomor urut pasangan calon. Tak terkecuali pasangan calon tunggal.
Seperti diketahui, terdapat 1.553 pasangan calon yang telah ditetapkan berhak mengikuti kontestasi dalam pilkada serentak 2024. Dengan rincian, 103 paslon gubernur-wakil gubernur, 1.166 paslon bupati-wakil bupati dan 284 paslon wali kota-wakil wali kota.
Pengundian nomor urut dilakukan serentak kepada semua paslon di setiap daerah pilkada, tak terkecuali pasangan calon tunggal.
“Jadi meski calon tunggal tetap dilakukan undian untuk menentukan posisi calon.Ada calon tunggal yang mendapatan nomor urut dua, sementara kolom atau kotak kosong mendapatkan nomor urut satu,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bung Yudi.
“Berarti dalam kertas suara, calon tunggal berada di posisi sebelah kanan, sementara kotak kosong sebelah kiri ya,” tambah Yudi.
“Sebelah kanan atau kiri, nggak ada masalah. Orang memilih bukan karena letaknya, tetapi calon yang dikehendaki,” kata Heri.
“Tapi letak, posisi gambar, konon membawa pengaruh loh,” kata Yudi.
“Ah kata siapa. Itu kan kata kamu, kataku enggak juga,” ujar Heri.
“Orang nyoblos biasanya pas yang tengah. Jarang yang di pinggir, apalagi kalau nempel garis bisa dinilai tidak sah,” kata Yudi.
“Itu kalau nyoblos gambar di kolom yang dipilih., memang diminta jangan sampai nempel garis batas, atau jangan nyoblos di luar kotak agar keabsahannya lebih teruji. Tetapi kalau pilihan, bisa yang kiri, tengah atau pinggir kanan,” jelas mas Bro.
“Tetapi , konon angka punya makna tersendiri loh ,” ujar Yudi.
“Ya jelas dong masing – masing angka punya makna sendiri – sendiri. Angka satu
beda dengan dua, tiga, empat, lima dan seterusnya,” kata Heri.
“Angka satu dimulai dari kiri, kemudian secara horizontal angka dua, tiga dan seterusnya. Sementara orang kalau membaca dari sebelah kiri ke kanan, mentok, kembali ke kiri lagi, terus berhenti sejenak di tengah,” kata Yudi.
“Waduh... teori dari mana tuh..., ada – ada aja,” sergah Heri.
“Semua posisi menguntungkan, tergantung dari sudut mana memandang. Semua angka juga punya makna dan peran. Bahkan, angka nol tidak selamanya minus. Coba kalau ditempatkan di belakang angka lain, nilainya akan menjadi besar, memperbesar angka di depannya. Sebaliknya jika ditempatkan di depan akan menambah minus,” kata mas Bro. (Joko Lestari).
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp POSKOTA agar tak ketinggalan update berita setiap hari.