POSKOTA.CO.ID - Biskin skincare dari dokter kecantikan, Richard Lee kini tengah ramai diperbincangkan terkait dugaan adanya kejanggalan pada produk yang dijual di kliniknya.
Kejanggalan yang ada pada produk yang dijual di klinik kecantikannya dan diungkap oleh Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelengara Negara dan Pengawas Anggaran (BPI KPNPA) RI.
Dugaan ini muncul seusai informasi yang mencuat mengenai salah satu produk kecantikan klinik Richard Lee ramai diperbincangkan karena dianggap berbahaya.
Dengan hal itu, untuk menindaklanjuti BPI KPNPA meminta keterangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait izin peredaran produknya.
"Sebelum kami membuat laporan, kami sudah melakukan kajian penelirian terhadap pemberitaan online," ucap perwakilan BPI KPNPA yang dikutip Poskota pada Senin, 2 September 2024.
Tidak hanya satu, dari penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa produk skincare disita dan termasuk dalam produk tidak aman bagi konsumen.
"BPOM mengatakan telah menyita 2.457 skincare beretiked biru. Termasuk dalam produk yang berbahaya. Disinyalir adalah produk dari Athena Group miliki dokter Richard Lee," katanya.
Dari perwalikan BPI KPNPA juga mengungkapkan adanya kekhawatiran terkait produk kecantikan yang berada di klinik Athena Group milik Richard yang tidak aman.
Salah satunya yakni produk DNA salmon yang dinilai berbagaya dan pengaplikasiannya menggunakan jarum suntik ke wajah pasien.
"Menurut pemberitaan online, produk yang berbahaya itu Salmon yang pengaplikasiannya menggunakan jarum suntik," katanya.
Pasalnya, produk yang cara pengaplikasiannya menggunakan jarum suntik dapat disalahgunakan jika diperjualbelikan secara bebas.
Pihak BPI KPNPA menekankan untuk lebih menekankan pengawasa yang lebih ketat terhadap produk kecantikan yang beredar di pasaran.
"Berharap dari perkara ini kedepannya produk kecantikan yang dikonsumsi oleh masyarakat terbebas dari bahan berbahaya," katanya.
BPI KPNPA menegaskan bahwa produk skincare milik dr. Richard Lee yakni DNA salmon telah ditarik oleh BPOM karena penggunaan jarum suntik yang seharusnya dilakukan oleh tim ahli medis.
"Kekhawatiranya, apakah produk etrsebut aman untuk dijual? Apakah ada kontrol terhadap penggunaan jarum suntik? Jangan sampai sudah digunakan malah disalahgunakan," ucapnya.
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan follow WhatsApp
Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.GABUNG DI SINI