Cuitan Lawas Diungkit Warganet hingga Viral, Ridwan Kamil: Saya Kurang Bijak

Minggu 25 Agu 2024, 22:13 WIB
Politikus Partai Golkar, Ridwan Kamil. (X/@ridwankamil)

Politikus Partai Golkar, Ridwan Kamil. (X/@ridwankamil)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Politikus Partai Golkar, Ridwan Kamil buka suara terkait cuitan-cuitan lawasnya di platform X yang kembali diungkit warganet hingga viral beberapa waktu lalu.

Cuitan-cuitan lawas Ridwan Kamil di platform yang dulu dikenal Twitter itu berisi kritik pedas kepada pemerintah, satu di antaranya menyebut "Dewan Penipu Rakyat".

Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu mengaku, kurang bijak dan minim literasi saat mengunggah cuitan-cuitan tersebut di internet. Ia pun meminta maaf kepada pihak yang tersinggung atas cuitannya.

"Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi—bahkan kurang sopan," kata RK melalui X pada Minggu, 25 Agustus 2024.

"Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan," ujarnya menambahkan.

Ia menerangkan, sebelum menjadi pejabat publik, dirinya aktif di Twitter. Menurut RK, platform tersebut memang dirancang untuk mewadahi ekspresi orang-orang secara bebas.

"Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid," ungkap suami dari Atalia Praratya itu.

Seiring dengan keputusannya terjun ke dunia politik, RK kemudian balik diserang warganet. Ia diketahui pernah menduduki jabatan publik sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jabar.

"Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah  menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari walikota sampai gubernur," terangnya.

"Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar," tuturnya melanjutkan.

Calon Gubernur Jakarta dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu berkata, setiap orang akan melewati fase-fase sebagai tukang protes, remaja rebel, dan pemuda kritis.

Berita Terkait

News Update