Akan tetapi bahaya tetap mengancam mereka. Pasalnya ada bom aktif yang menempel pada tubuh Dipta.
Nuna meraung histeris meminta tolong untuk melepaskan bom yang melekat pada Dipta.
Akan tetapi, Dipta meminta semua keluarganya keluar dari gudang agar selamat.
Setelah keluarganya pergi, Dipta bersikeras menjinakkan bom tersebut. Ia hampir putus asa dan pa
Diluar gudang Nuna dan yang lainnya masih menunggu Dipta dengan cemas. Tapi, tiba-tiba bom meledak.
Asap tepal menyelimuti area gudang
Nuna menangis karena Dipta tak kunjung keluar hingga berprasangka Dipta telah ikut mati bersama ledakan.
Beruntung, kekhawatiran Nuna tidak terwujud. Dipta keluar dari gudang dan selamat tanpa ada luka sedikitpun.
Sementara itu, Anggun telah berada di sebuah rumah sakit.
Ia memberontak saat dibaringkan di brankar oleh tiga orang suster.
Agar Anggun diam dan tidak kabur, mereka terpaksa mengikat kedua tangan Anggun ke besi ranjang.
Terus memberontak Anggun berteriak kalau tidak akan pernah ada yang bisa menculiknya karena Ghani akan datang.
Nuna sedih melihat Anggun terus meracau. Hingga Anggun tersadar jika Ghani memang telah benar-benar pergi meninggalkannya.