“Kalian sudah dengar belum? Baliho bergambar Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Bali, dicopot,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Sudah Itu yang lagi menjadi perbincangan,” kata Yudi.
Seperti diberitakan, beragam atribut politik, termasuk baliho bergambar Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yang terpasang di sekitar Balai Budaya Batubulan, Kabupaten Gianyar Bali, dicopot, ketika Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja.
Pencopotan itu atas perintah Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra. Alasannya, seluruh titik kunjungan kerja Presiden Jokowi harus steril dari atribut partai apa pun.
Ini untuk membangun suasana netralitas di Bali agar terkesan tidak memihak salah satu capres.
“Iya, katanya cuma dicopot sementara. Nantinya partai yang bersangkutan dapat memasangnya kembali,” kata Heri.
“Berarti setelah acara kunjungan kerja Presiden, atribut dan baliho dapat dipasang kembali. Tapi balihonya rusak nggak ya,” ujar Yudi.
“Kalau rusak minta diperbaiki sebagai ganti rugi,” kata Heri.
“Masalah ganti rugi kerusakan, kalau ada, bisa dibicarakan. Tetapi soal pencopotan ini yang kemudian menjadi pembicaraan. Berbagai pendapat dan penafsiran berkembang,” kata mas Bro.
“Betul juga soal pencopotan sudah berlalu. Bahkan, seperti diberitakan, baliho bergambar Ganjar yang dicopot sudah dipasang kembali seperti semula. Tetapi komentar belum selesai,” kata Yudi.
“Iya juga belum lagi video soal pencopotan atribut parpol di Bali sudah beredar di media sosial,” tambah Heri.