KARAWANG, POSKOTA.CO.ID - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menduga aktivitas pembakaran batu kapur di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang menjadi salah satu penyebab buruknya kondisi udara di DKI Jakarta.
Dugaan itu disampaikan pihak KLHK kepada Subkoor Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang, Desire Ariyanti.
"Pihak KLHK bilang akan turun langsung ke Pangkalan untuk meninjau aktivitas pembakaran batu kapur yang menggunakan ban bekas," kata Desire, Rabu (23/8/2023).
Disebutkan, di lokasi pembakaran batu kapur KLHK akan melakukan uji ambian (pengecekan udara) menggunakan alat manual. Pihak DLH Karawang dipastikan akan mendampingi mereka.
"Kami masih menunggu surat dari KLHK. Mereka baru menyampaikan secara lisan, suratnya belum turun. Mungkin dalam waktu dekat. Sebab kasus di Jakarta sedang parah," katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala DLHK Karawang, Wawan Setiawan menyebut dugaan pihak KLHK tidak sepenuhnya benar. Sebab, pencemaran udara yang terjadi di Jakarta kemungkinan besar berasal dari emisi kendaraan.
"Asap pembakaran batu kapur di Pangkalan bisa jadi berkontribusi terhadap pencemaran udara di Jakarta, tapi saya kira prosentasinya kecil," kata Wawan.
Kendati demikian, Wawan mengaku siap untuk menertibkan aktivitas pembakaran batu kapur di Pangkalan. Hanya saja, kata dia, prosesnya akan sedikit sulit, karena aktivitas itu dilakukan olah pengusaha kecil
Wawan mengaku sudah berkali-kali melakukan penyuluhan agar aktivitas pembakaran dilakukan di dalam tungku yang menggunakan cerobong tinggi. Tapi para pengolah batu kapur itu tidak punya biaya untuk membangun cerobong asap yang tinggi.
Selain itu, lanjut Wawan, DLH telah menyarankan agar pembakaran batu kapur tidak menggunakan ban bekas. Saran itupun tidak digubris dengan dalih harga ban bekas jauh lebih murah dari kayu atau gas.
"Dulu pembakaran batu kapur menggunakan kayu karet. Namun entah siapa yang memulai pembakaran beralih ke ban bekas," katanya.