Tak sedikit juga isu lama dikemas kembali, dinarasikan sedemikian rupa seolah info aktual dengan maksud mendiskreditkan paslon atau kandidat tertentu.
Bagi yang tidak cermat akan terbawa suasana ikut mempersepsikan citra negatif mengingat kapan waktunya, di mana tempatnya, bagaimana kejadian yang sebenarnya, dikaburkan.
Yang ditonjolkan, dipersepsikan ke publik adalah pernah ada satu peristiwa yang tidak patut dilakukan seorang tokoh bangsa.
Ini sering disebut serangan moral.
Ada juga yang terkait dengan kasus hukum, ujaran kebencian dan menarasikan perselisihan dan pertentangan.
Ini yang perlu dicegah agar beragam berita hoax tidak menyebar luas, utamanya di media sosial.
Kita memiliki tanggung jawab untuk memeriksa kebenaran informasi yang kita terima, terutama di era digital yang memungkinkan informasi menyebar begitu cepat dan mudah, tanpa batasan waktu dan tempat.
Dalam hitungan detik, berita hoax, menyebar ke seantero jagat raya dunia maya.
Perlu gerakan massal anti hoax.
Begitu juga anti golput dan anti politik uang yang dipelopori oleh para elite politik, kader parpol dan kandidat yang akan berlaga dalam kontestasi.
Jangan biarkan, meski hoax itu menguntungkan dirinya dan kelompoknya, akan menjatuhkan lawan politiknya.
Janganlah naik peringkat karena runtuhnya elektabilitas pesaing akibat isu-isu hoax.