Sukartini Djojohadikusumo, Wanita 104 Tahun yang Berani Ceramahi Prabowo: Noblesse Oblige - Bagian II

Jumat 14 Jul 2023, 08:40 WIB
Sukartini Djojohadikusumo membaca buku Prabowo Subianto. Foto: Dok Mitra Vinda.

Sukartini Djojohadikusumo membaca buku Prabowo Subianto. Foto: Dok Mitra Vinda.

Setidaknya ada salah satu falsafah kuat penuh makna yang kerap ditanamkan Tien pada Prabowo, yakni Noblesse Oblige. Ini adalah frasa bahasa Prancis yang secara singkat memiliki makna 'kehormatan mendatangkan tanggungjawab'. 

Falsafah ini acap disampaikan pada Prabowo. Bahkan, frasa itu pernah disampaikan secara khusus untuk Prabowo dalam pidato ulang tahun Tien yang ke-100 bertajuk 'Noblesse Oblige'.

Prabowo seolah mendapat ceramah dan diuji ketika itu. Dan banyak tokoh yang mengaku tergetar mendengar uraian falsafah Tien. Salah satunya adalah Fahri Hamzah yang kemudian dituangkannya dalam status Twitter pada 2019 lalu.

“Setelah saya sampaikan soal Noblesse Oblige, saya ingin bertanya kepada keponakan saya yang pemberani, apa pendapatmu?” kata Tien kepada Prabowo seolah menguji.

Sukartini bersama Prabowo. Foto: Dok Sukartini.

Menurut Tien, falsafah Noblesse Oblige sering ia dengar dari ibunya, dan menjadi bagian dari nilai yang mereka hayati. Di mana seseorang yang memiliki pemahaman karena ilmu, belajar tentang kesatriaan, dan akhirnya memiliki kemuliaan, tak lain dan tidak bukan untuk memikul tanggungjawab untuk kepentingan rakyat dan masyarakat.

"Maka, yang saya sering dengar dari ayah saya, adalah kalau kita harus menolong, kita harus menolong rakyat. Maka kalau kita harus membela, kita memilih untuk membela rakyat kita yang miskin," demikian jawaban Prabowo atas pertanyaan tantenya itu seraya berdiri. dan seolah meyakinkan bahwa ia sangat mengerti bahwa kemuliaan melahirkan tanggung jawab.

Aktivitas Sehari-hari Sukartini

Vinda mengurai dugaan mengapa ibunya bisa berusia panjang. Setidaknya ada 3 faktor yang diduga menyertainya.

Pertama berkaitan dengan faktor genetik. Keluarga mereka rata-rata memiliki usia panjang. Para anggota keluarganya kebanyakan meninggal di usia di atas 80 tahun. Bahkan ada pula sanak family mereka yang meninggal di usia 103 tahun.

"Termasuk Pak Mitro (kakaknya) meninggal di usia 83 tahun. Pokoknya kakek, nenek saya di atas 80 tahun. Kalau saya boleh simpulkan, mungkin salah satunya karena gen," kata dia.

Ibu Tien saat mendapat kunjungan dari sejumlah pihak di kediamannya. Foto: Dok Mitra Vinda.

Faktor kedua, kemungkinan karena rajinnya Tien berolahraga sejak kecil. Menurut dia, hal itu sedikit banyak turut menyumbang kebugaran tubuhnya. Bahkan menginjak usia 104 tahun, Tien masih kerap berenang.

News Update