JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Perusahaan Startup CoHive atau PT Evi Asia Tenggara bangkrut per 18 Januari 2023. Hal itu disampaikan CoHive dalam pesan resminya. CoHive menyatakan, pihaknya menghadapi tiga tantangan berat hingga akhirnya gulung tikar.
Seperti disitat DealStreetAsia, Selasa (7/2/2023), CoHive tumbang akibat dampak pandemi berkepanjangan, termasuk masalah pendanaan.
"Pandemi corona yang berkepanjangan, situasi persediaan kantor di mana banyak perusahaan menerapkan work from home (WFH), dan sulitnya mencari pendanaan," sebut CoHive dalam pesannya.
"Hal itu mempersingkat masa tinggal kami."
Menurut manajemen CoHive, pihaknya telah berjuang agar keberlangsungan hidup tetap terjaga selama dua tahun terakhir. Akan tetapi solusi terbaik tetap tak ditemukan.
"Dengan menyesal kami umumkan bahwa kami mencapai ujung jalan bisnis," kata CoHive yang telah beroperasi di Indonesia selama tujuh tahun.
Pasca berhentinya operasi CoHive, maka bisnis akan diambil alih oleh pemilik properti. Di mana, perusahaan masih bakal beroperasi secara independen.
CoHive berdiri pad 2015 sebagai EV Hive oleh firma modal ventura yang fokus di Asia Tenggara, East Ventures. Perusahaan lalu diambil alih oleh manajemen baru pada 2017 dan berganti nama jadi CoHive di 2019.
Sebelumnya CoHive dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Putusan tersebut tercantum dalam Putusan Pengadilan Niaga pada PN Jakpus register Nomor 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt.Pst. Putusan ini tertanggal 18 Januari.