JAKARTA, POSKOTA.CO,.ID
Dalam kalender Islam, saat ini sudah memasuki bulan Rajab 1444 Hijriah yakni bulan ketujuh dalam kalender Islam. Bulan ini merupakan salah satu bulan istimewa yakni bulan yang suci dan dimuliakan selain bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram.
Keempat bulan itu sebagai bulan-bulan haram karena pada awalnya peperangan di dalamnya diharamkan. Allah memerintahkan pada bulan Rajab dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan baik.
Demikian pula bahwa bulan Rajab mendekati bulan Ramadan juga menjadi bulan untuk mempersiapkan bulan suci Ramadhan. Perbanyak berdoa seperti yang dianjurkan yang Abu Nu’aim dan Ibnussunni meriwayatkan bahwa Rasulullah setiap kali memasuki bulan Rajab, beliau membaca doa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, anugerahkanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami pada bulan Ramadhan.
Apa saja yang dianjurkan dilakukan oleh umat muslim pada bulan istimewa ini yaitu berpuasa sunnah.
Dalam buku berjudul Masuk Neraka Gara-Gara Puasa Rajab? oleh Ahmad Sarwat, dijelaskan puasa khusus pada 1 Rajab baik dilanjutkan dengan puasa khusus Kamis pada minggu pertama bulan Rajab.
Puasa khusus pada hari Nisfu Rajab. Lalu puasa khusus pada 27 Rajab. Di samping itu, puasa pada awal, pertengahan, dan akhir bulan Rajab. Berpuasa khusus sekurang-kurangnya sehari pada bulan Rajab.
Selain itu memperbanyak sedekah pada bulan Rajab adalah perbuatan yang bagus di mana para ulama mengungkap, bersedekah di bulan Rajab bisa membebaskan seorang muslim dari siksa api neraka.
Yang terpenting lainnya adalah banyak membaca doa dan bersalawat adalah amalan-amalan yang disunnahkan Rasulullah SAW di bulan Rajab. Salawat adalah amalan yang baik ditunaikan pada pagi, siang, sore, maupun malam hari.
Perbanyak sholat malam sebab ini adalah amalan-amalan yang disunnahkan Rasulullah SAW di bulan Rajab. Amalan memperbanyak sholat malam di bulan Rajab dahulu dilakukan oleh Sayyidina Ali. Hal ini diungkap dalam kitab al-Ghun-yah oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani. Dikisahkan, Sayyidina Ali fokus menjalankan ibadah pada empat malam dalam satu tahunnya.
