"Saya jujur saja pengen jadi anggota Polri itu karena terinspirasi sama Kapolri Jenderal Hoegeng. Soalnya menurut saya, dia sosok yang paling patut untuk ditiru. Dia jujur, tegas, juga berani menentang semua kesalahan yang ada di institusi Polri," imbuhnya.
Selain itu, dia juga menjelaskan, terkait dengan alasannya bereaksi hingga sedemikian usai dinyatakan gagal menjadi anggota Polri, adalah karena adanya sebuah pernyataan yang semakin membuat hatinya teriris kecewa.
"Sebenarnya gini, saya tuh ngerasa sakit banget pas lihat omongan di video Kapolda, itu kan bilang gak ada tes-tes lagi," kata dia.
Dari apa yang telah dilakukan oleh Polda Metro Jaya, ucap dia, selain telah memupuskan harapannya menjadi anggota Polri, juga berdampak pada semakin menipisnya harapan dia untuk dapat melajutkan pendaftaran di institusi lain.
"Jadi gini, sebenarnya dari Polda sendiri kan pas 2019 bilangnya saya buta warna, nah itu seharusnya gak boleh kayak gitu, karena setahu saya ada kode etik ya, atau melanggar kode etik lah istilahnya. Nah karena hal itu juga, kecil harapan saya buat diterima di sekolah lain. Kan semua sekarang jadi tahu atau percaya kalau saya ini buta warna," terangnya.
Dia memaparkan, seharusnya Polda Metro Jaya bersikap kooperatif dengan tidak asal menyebarluaskan hasil tes kesehatan dirinya kepada publik. Sebab menurutnya, hasil tes-tes dari rumah sakit itu dapat disebarkan dengan seizin pasiennya.
"Dan meski itu saudara pun, harus punya izin dulu. Misalnya kalau kata saya boleh ya boleh, kata enggak ya enggak. Di sini saya gak dapat tuh kayak yang form persetujuan hasil tes medis saya itu boleh disebarkan atau enggak, itu saya gak dapat sama sekali," papar Fahri.
"Itu yang buat saya sangat sedih, saya ngerasa dari pihak Polda sudah membuat masa depan saya gak lagi indah karena pernyataan tersebut," sambungnya.
"Tapi jujur, dari hati yang terdalam, hal yang membebani saya itu, saya ingin tetap bisa menjadi anggota Polri. Sebab, jadi anggota Polri itu merupakan cita-cita saya dari kanak-kanak," tukasnya.
Lihat juga video “Emmeril Kahn Mumtadz Dinyatakan Meninggal, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jabar Gelar Solat Gaib”. (youtube/poskota)
Bahkan dia mengungkapkan, bahwa setiap hari ia selalu terpikirkan akan dirinya yang bisa menggunakan seragam Polri dengan logo Korps Brimob yang dibanggakannya.
"Saya selalu terbayang Bapak-Ibu saya itu bisa lihat saya pakai seragam Polri. Itu yan selalu buat saya sedih," tandas Fahri. (adam)