Sedih! Tuntut Kejelasan Nasib di Indonesia, Seorang Pengungsi Afghanistan Mengaku Mendapat Perlakukan Kasar dari Aparat

Rabu 19 Jan 2022, 21:24 WIB
Mohammad Ali, salah seorang pengungsi Afghanistan yang mengaku mendapat perlakuan kasar dari aparat ketika akan memasuki gedung kantor Amnesty Internasional Indonesia, Rabu (19/1/2022). (cr10)

Mohammad Ali, salah seorang pengungsi Afghanistan yang mengaku mendapat perlakuan kasar dari aparat ketika akan memasuki gedung kantor Amnesty Internasional Indonesia, Rabu (19/1/2022). (cr10)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Para pengungsi Afghanistan menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Selatan dan Amnesty Internasional Indonesia yang terletak di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/1/2022).

Para pengungsi Afghanistan yang ingin masuk menemui Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid mengaku mendapatkan perlakuan kasar oleh aparat keamanan yang berjaga.

"Saya tadi dipukul, didorong juga, padahal kan saya mau masuk, tapi saya didorong. Keras sekalu tidak seperti manusia," kata salah seorang pengungsi bernama Mohhamad Ali.

Sebelumnya, berdasarkan pantauan Poskota.co.id sekira pukul 14.48 WIB di lokasi, memang terjadi aksi saling dorong antara aparat keamanan dengan para pengungsi Afghanistan tepat di depan kantor Amnesty Internasional Indonesia.

Diketahui, aksi saling dorong tersebut terjadi lantaran aparat hanya mengizinkan 10 perwakilan pengungsi turun dari bus untuk bertemu dengan Usman Hamid di dalam gedung HDI Hive, Menteng Jakarta Pusat yang merupakan kantor Amnesty Internasional Indonesia.

Menurut Ali, kondisi makin diperkeruh dengan adanya beberapa pihak yang memprovokasi para pengungsi Afghanistan.

"Ada beberapa orang yang turun bukan perwakilan dari pengungsi Afganistan," beber dia.

Namun kendati terjadi aksi saling dorong, pada akhirnya, 10 orang perwakilan pengungsi Afghanistan dapat masuk dan bertemu dengan pihak Amnesty Internasional Indonesia.

Secara terpisah, Kepala Bagian Operasional Porles Metro Jakarta Pusat, AKBP Saufi Salamun membantah bahwa ada anggotanya yang melakukan tindak pemukulan.

"Enggak ada kekerasan, semua profesional, anggota kami tahu tindakannya sudah jelas tidak ada kekerasan," kata Saufi kepada awak media.

Menurut dia, kepolisian sudah bertindak dengan menggunakan pendekatan yang humanis.

"Cuman memang ada ketegasan, kan kalau tidak bisa diatur kita harus lakukan sesuatu. Semua anggota di Jakarta Pusat sudah tahu humanis dan soft approach," ucap dia.

Sebelumnya, sekitar 200 orang pengungsi dan pencari suaka asal Afghanistan melakukan aksi unjuk rasa di Jakarta untuk menuntut percepatan proses penentuan status pengungsi dan penempatan di negara ketiga pada Rabu (19/1/2022).

Menurut data perkumpulan pengungsi Afghanistan, banyak di antara mereka yang sudah menunggu hingga 10 tahun di Indonesia untuk pemukiman kembali di negara ketiga.

Mereka mencatat, setidaknya ada 17 pengungsi yang telah bunuh diri karena ketidakpastian berkepanjangan yang mereka alami, sementara ada lebih dari seratus lainnya yang melakukan percobaan bunuh diri. (CR10)

News Update