Kasus Covid-19 RI per 31 Mei 2021 Menurun, Kesembuhan Meningkat

Selasa 01 Jun 2021, 01:43 WIB
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (foto: ist)

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Penularan Covid-19 di tengah masyarakat pada hari Senin (31/5/2021) menurun sebanyak 5.662 orang dibandingkan beberapa hari sebelumnya yang mencapai di atas 6.000 orang.

Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 per Senin (31/5/2021) mengumumkan kasus positif Covid-19 bertambah 5.662, sehingga secara nasional mereka yang terinfeksi penyakit ini sudah mencapai 1.821.703.

Sedangkan mereka yang sembuh dari Covid-19 per Senin (31/5/2021) bertambah sebanyak 5.121 orang, sehingga kumulatif menjadi 1.669.119.

Mereka yang meninggal dunia akibat Covid-19 per Senin (31/5/2021) bertambah sebanyak 174 orang, sehingga secara nasional mereka yang wafat sudah mencapai 50.578.

Dalam pengumumannya, Satgas mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menghindari kerumunan untuk mencegah penularan Covid-19.

Per Senin (31/5/2021) ada lima provinsi yang mengalami penambahan kasus positif Covid-19 tertinggi yakni, Jawa Barat kembali tertinggi dengan penambahan 1.316 kasus.

Kemudian posisi kedua Jawa Tengah dengan penambahan 881 kasus,  lalu DKI Jakarta di posisi ketiga dengan pe 726 kasus dan disusul Riau dengan penambahan 473  kasus dan Jawa Timur yang bertambah sebanyak 249 kasus.

Efikasi Vaksin Sinopharm 78,02%

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan vaksin Covid-19 produksi Sinopharm telah mendapatkan persetujuan Emergency Use of Authorization (EUA) di lebih dari 27 negara termasuk Indonesia mengeluarkan EUA sejak April 2021. Vaksin ini juga telah mendapatkan Emergency Use of Listing (EUL) dari WHO pada 7 Mei 2021.

"Studi klinis fase 3 pada lebih dari 42 ribu subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02%. Hasil pengukuran imunogenesitas penggunaan vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang lansia dan dewasa," jelas Wiku dalam keterangannya yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.

Meski demikian, perlu diingat bahwa vaksinasi saja belum cukup memberi perlindungan prima dalam mencegah penularan. Karena seluruh jenis pengendalian Covid-19 saling melengkapi, dan tidak bisa berdiri sendiri dan dijalankan dalam waktu bersamaan. Indonesia saat ini masih memfokuskan pada kelompok rentan terpapar Covid-19.

Karena itu juga, untuk vaksin terhadap anak-anak belum diutamakan mengingat di tingkat dunia sebagian merek vaksin belum sepenuhnya diuji pada kategori pada anak-anak. Saat ini Indonesia fokus kelompok rentan, dan secara statistik didominasi usia 18 tahun. Hal ini untuk memperlambat laju penularan," lanjutnya.

Wiku juga meminta masyarakat sebaiknya tidak fokus terhadap penemuan varian virus. Melainkan adanya data terbaru penemuan virus baru dapat dijadikan dijadikan upaya meningkatkan kewaspadaan dengan semakin mematuhi protokol kesehatan.

"Dan adanya varian baru tidak menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Karena dapat berujung pada melemahkan imunitas diri," pungks Wiku. (johara)

Berita Terkait

News Update