JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Polisi akan menangkap pelaku penyerangan terhadap petugas UPK Badan Air di Rumah Saringan Sampah, Jalan Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara pada Kamis (13/05/2021).
Hal tersebut disampaikan Pemantau UPK Badan Air Dinas Lingkugan hidup, Kecamatan Penjaringan, Nicholas, Sabtu (15/05/2021),
"Ini lagi persiapan anggota, katanya mau persiapan penangkapan," kata Nicholas.
Sementata itu, Pengawas Saringan UPK Badan Air Kecamatan Penjaringan, Ina Sri Rahayu mengatakan bahwa anak dari salah RT di kawasan tersebut terlibat aksi pengeroyokan.
Ina mengetahui hal tersebut berdasarkan cerita dari warga setempat, sebab Ina bertugas di Rumah Saringan Sampah itu.
Kemudian, Ina langsung mengkonfirmasi hal tersebut kepada RT setempat, tapi malah mendapat respon yang tidak baik.
"RT responnya minta kita yang suruh mengundurkan diri, jadi kita harus tunduk sama dia," ungkapnya.
Tak berhenti sampai disitu, keesokan harinya setelah kejadian tersebut tepatnya tanggal 14 Mei 2021, kunci gembok yang ada pada Rumah Saringan Sampah itu dibobol.
"Abis kejadian itu tanggal 14 nya sebelumnya kan saya foto-foto itu, terus saya bersihkan lalu saya gembok, keesokan harinya di bobol, gemboknya ilang," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, enam orang petugas UPK Badan Air dianiaya warga sekitar saat sedang piket jaga di Rumah Saringan Sampah di Jalan Muara Baru Ujung, Gedung Pompa, Penjaringan, Jakarta Utara.
Penyerangan dan penganiayaan terhadap 6 petugas UPK Badan Air tersebut terjadi pada malam hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah, Kamis (13/5/2021) malam.
Pengawas UPK Badan Air Kecamatan Penjaringan, Nicholas menuturkan, kejadian bermula saat tiga orang anak buahnya sedang piket menjaga rumah Saringan Sampah (rumah jaga), sekitar pukul 22.00 WIB.
Di depan Rumah Saringan terlihat sekitar 4 pria sedang mabuk. Kemudian salah satu pria mabuk masuk ke dalam Rumah Jaga lalu muntah-muntah dan membuat keonaran.
Meski begitu, petugas UPK Badan Air tidak merespon ocehan para pria mabuk tersebut. Lalu petugas UPK menghubungi Nicholas agar dapat menenangkan para pria mabuk yang tingkahnya semakin tak terkendali.
Setelah Nicholas datang, ia coba menenangkan pemabuk tersebut, namun usahanya sia-sia.
"Udah langsung diserang, inisal E (Petugas UPK) kepalanya sobek dipukul pakai pecahan genteng. Saya juga dipukul pakai kayu," jelas Nicholas.
Setelah kejadian tersebut, Polisi yang menerima laporan adanya keributan, kemudian datang untuk mengamankan lokasi.
Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit untuk menjalani perawatan karena luka sobek di kepala akibat dihantam pecahan genteng.
Namun, tak disangka keributan bukannya berakhir sampai disitu. Sekira Pukul 05.30 pagi, tepatnya tanggal 14 Mei 2021, warga yang berjumlah puluhan orang berkumpul dan menyerang serta melakukan pengerusakan Rumah Jaga secara membabibuta.
"Sekitar 30 sampai 40 orang lah datang nyerang lagi," katanya.
Akibat penyerangan tersebut, enam orang petugas UPK Badan Air yang mengalami luka-luka akibat penyerangan disusul dengan penganiayaan itu.
"Dua kena bacok di kepala, satu kena tusuk diperut, dan satu menyeburkan diri ke waduk Pluit menyelamatkan diri," terangnya.
Sedangkan bangunan Rumah Jaga dirusak, sehingga kaca-kaca jendela pecah dan properti lain di dalamnya hancur.
Adapun total korban luka dalam penyerangan tersebut sebanyak 6 orang, dan dua diantaranya masih dirawat di rumah sakit.
"Total luka ada 6, dua orang masih dirawat yang luka tusuk sama yang menyeburkan diri ke waduk," jelasnya. (CR01).
