JAKARTA – Ada dua kejadian yang sama-sama brutal yang dilakukan oleh seorang polisi. Di Paniqui, seorang polisi yang sedang tidak bertugas, secara brutal menembak mati seorang ibu dan anaknya.
Kejadian serupa terjadi di Depok, seorang polisi, Aiptu STP, brutal menembak anak dan istrinya yang membuatnya tewas, dan polisi itu akhirnya bunuh diri dengan menembak kepalanya.
Kejadian di Paniqui, Filipina, penembakan oleh polisi secara brutal itu mendapat perhatian warga. Apalagi, aksi penembakan itu sempat direkam dan diunggah di medsos hingga viral.
Baca juga: Polisi Tembak Istri dan Anak Dikenal Ramah oleh Tetangga
Ratusan orang menghadiri pemakaman pada Minggu (27 Desember) seorang wanita dan putranya yang ditembak mati oleh seorang polisi yang sedang tidak bertugas di Filipina, seminggu setelah video insiden itu menjadi viral di media sosial, memicu kemarahan publik atas kebrutalan polisi.
Jenazah warga Paniqui yang tewas ditembak polisi dibawa ke pemakaman. (TST/ist)
Anggota masyarakat yang bergabung sebagai kerabat dan teman di provinsi Tarlac, utara Manila, memberikan penghormatan terakhir kepada Sonya Gregorio (52), dan putranya yang berusia 25 tahun, Frank Gregorio, ditembak di kepala setelah pertengkaran karena kebisingan.
Penembakan yang direkam di ponsel oleh anggota keluarga Gregorio itu memicu tudingan para kritikus dan aktivis hak asasi manusia bahwa perang terhadap narkoba yang digencarkan oleh Presiden Rodrigo Duterte telah menciptakan budaya impunitas polisi.
Baca juga: Polisi Bunuh Diri Setelah Tembak Istri dan Anaknya
Polisi Jonel Nuezca terlihat dalam video tersebut terlibat dalam pertengkaran sengit dengan keluarga Gregorios tentang penggunaan alat pembuat suara buatan sendiri.
Alat pembuat suara itu biasanya digunakan untuk merayakan Tahun Baru. Gara-gara kebisingan alat suara itu, sang polisi kecal dan cekcok dengan pemilik asal asuara bising tersebut, cekcok sebelum dia menembak ibu dan putranya.
Akhirnya Nuezca menyerah kepada polisi pada malam kejadian dan menghadapi dua tuduhan pembunuhan. Pemerintah menjanjikan penyelidikan menyeluruh.
Baca juga: Polisi Tembak Istri dan Anaknya Gegara Cekcok Mulut
Keluarga korban telah memaafkan Nuezca tetapi masih menuntut keadilan, kata Avelina San Jose, kerabat keluarga Gregorios. "Dia harus menghadapi konsekuensi hukum", katanya.
Presiden Filipini Rodrig’o Duterte mengutuk tindakan itu. Duterte selama ini dikenal gencar berbicara tentang pembunuhan penjahat dan berjanji untuk melindungi penegak hukum saat berperang melawan narkoba dan kejahatan.
Terkait aksi penembakan oleh polisi tersebut Presiden Duterte mengutuk penembakan itu dan memperingatkan "akan ada neraka yang harus dibayar" untuk petugas nakal.
Baca juga: Polisi Gagalkan Peredaran 50 Kg Shabu Lintas Pulau, 6 Tersangka Diringkus
Di Depok Bermula Cekcok
Di Depok, polisi Aiptu STP tembak istri dan anaknya hingga tewas. Cekcok mulut diduga menjadi pemicu polisi menembak istri dan anaknya lalu bunuh diri di rumahnya Jalan Tirtamulya, RW.03, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Rabu (30/12/2020) siang.
Menurut salah satunya tetangganya, Kondang, sebelum kejadian sempat terdengar keributan di rumah pelaku.
"Awalnya ada keributan, lalu ada bunyi pistol 3 kali," ujar Kondang kepada wartawan, Rabu. Tak lama sejak letusan pistol terdengar sekira pukul 11.00, Kondang mengaku mendengar suara minta tolong dari arah rumah lokasi insiden itu terjadi.