DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Di tengah deru kendaraan yang tak pernah berhenti mengalir, Jalan Ir. H. Juanda berdiri tegak sebagai tulang punggung mobilitas warga Depok. Setiap harinya, ribuan kendaraan melintasi jalan sepanjang 4 kilometer ini, menghubungkan tiga kota: Depok, Bogor, dan Jakarta.
Jalan yang kini dipadati pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran ini menyimpan cerita yang jauh berbeda di masa lalu. Pada era 1970-an, kawasan ini hanyalah jalur setapak sepi yang digunakan Pertamina sebagai lintasan pipa gas. Suasana pedesaan masih sangat terasa, dengan sawah dan kebun mengelilingi jalan tanah yang belum beraspal.
Transformasi besar terjadi ketika Depok resmi menjadi kotamadya pada 1999. Sejak saat itulah Jalan Juanda mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dari jalan kampung menjadi pusat ekonomi yang vital.
Kini, jalan ini bukan sekadar penghubung antarkota, melainkan simbol kemajuan dan denyut nadi perekonomian Depok yang terus berdetak kencang.
Baca Juga: Sejarah Jalan Margonda Depok: Dari Jalan Setapak 1920-an Hingga Jadi Jantung Kota
Dari Jalan Setapak ke Jalan Penghubung
Awalnya, Jalan Juanda hanyalah jalan setapak yang digunakan sebagai jalur pipa gas Pertamina. Namun, seiring berubahnya status Depok menjadi kotamadya pada tahun 1999, jalan ini mengalami metamorfosis besar-besaran.
Pada 2001, Pemerintah Kota Depok melalui Perda No. 12 Tahun 2001 menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang mencakup pembangunan infrastruktur, termasuk Jalan Juanda.
Nama jalan ini diambil dari Ir. H. Djoeanda Kartawidjaja, salah satu pahlawan nasional yang juga Perdana Menteri Indonesia ke-10. Djoeanda wafat pada 1963 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Penggunaan namanya sebagai identitas jalan ini merupakan bentuk penghormatan atas kontribusinya bagi bangsa.
Pusat Ekonomi dan Transportasi
Kini, Jalan Juanda telah menjelma menjadi salah satu pusat perekonomian Kota Depok. Sepanjang ruasnya, berdiri berbagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, restoran, dan gedung perkantoran. Keberadaan jalan ini juga mendukung akses menuju kawasan pendidikan seperti Universitas Indonesia (UI) dan kawasan komersial Margonda Raya.
Selain itu, Jalan Juanda menjadi bagian dari jaringan jalan nasional yang terhubung dengan Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan Jalan Tol Depok-Antasari. Hal ini memperkuat posisinya sebagai jalur logistik dan transportasi utama di wilayah Jabodetabek.
Perluasan ke Depannya
Pemerintah Kota Depok terus melakukan pembenahan infrastruktur di Jalan Juanda, termasuk pelebaran jalan, perbaikan drainase, dan penataan trotoar. Langkah ini diambil untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi, terutama pada jam sibuk.