MUI Minta Hari Pahlawan Jadi Momentum Bangun Rekonsiliasi Nasional

Selasa 10 Nov 2020, 12:23 WIB
Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas. (ist)

Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas. (ist)

JAKARTA - Majelis Ulama indonesia (MUI) mengajak seluruh lapisan masyarakat di peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2020 untuk membangun rekonsiliasi nasional di tengah kondisi bangsa sekarang ini.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas di Jakarta, Selasa (10 /11). Ia mengatakan krisis kesehatan karena Covid-19 telah mendorong terjadinya krisis ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi yang semula diharapkan di atas 5% sekarang faktanya malah negatif, bahkan karena pertumbuhannya sudah dua quartal negatif berturut-turut maka berarti negeri ini sudah dilanda resesi," terang Anwar.

Baca juga: Presiden Jokowi Pimpin Upacara Hari Pahlawan di TMP Nasional Kalibata

Anwar yang juga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayahtullah menjelaskan, dampak dari krisis ekonomi adalah badai PHK akan sangat sulit untuk dihindari. 

"Hal semacam ini kalau tidak tertangani dengan baik tentu akan berpotensi menimbulkan masalah adanya polarisasi dan kegaduhan politik," terang Anwar.

Apalagi, lanjut dia, sekarang sudah muncul perbedaan-perbedaan yang tajam di antara warga, dan elemen-elemen masyarakat dengan pemerintah dalam berbagai isu yang cukup mengganggu seperti masalah RUU BPIP, UU Ciptaker, Pilkada, termasuk masalah KKN yang makin meluas.

"Penangkapan para aktivis yang kritis kepada pemerintah, diskriminasi dalam penegakan hukum, usaha pembunuhan terhadap ulama dan dai, juga masalah Papua dan masalah lainnya," terang Anwar.

Baca juga: Ketua MUI Kabupaten Serang Imbau Warga Jaga Kondusivitas dan Cegah Anarkisme

Sebab itu, kata Anwar, MUI mengajak rekonsiliasi nasional supaya diantara kita yang sama-sama mencintai negeri ini ada titik temu.

"Untuk itu baik pihak pemerintah maupun elemen masyarakat diharapkan tidak memaksakan sikap dan pandangannya kepada pihak lain, tetapi menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai acuan bersama supaya polarisasi dan perbedaan pandangan yang ada saat ini tidak semakin meruncing dan memanas," pintanya.

Rekonsiliasi yang dimaksud, jelas Anwar, semua pihak dapat mengendalikan diri dan mengesampingkan kepentingan pribadi atau kelompok, termasuk partai mereka masing-masing serta mau mengedepankan kepentingan dan kemashlahatan bersama demi kepentingan bangsa dan negara. (johara/tha)

Berita Terkait

News Update