ORANG tua-tua kita suka ngomong soal normal di zaman penjajahan? “Wah, enakan waktu zaman normal!”
Sebagai generasi masa kini, alias zaman now, kadang bingung juga. Wong dijajah kok normal? Pengertian normal kan kalau keadaan hidup enak, tenang, sehingga ketika merdeka, tersingkirkan. Maka nggak salah kalau pada bilang,enakan zaman normal, yang dimaksud adalah zaman penjajahan.
Tapi,itu kan hanya sebagian orang yang mapan? Di mana mereka adalah orang-orang tertentu yang punya hubungan dengan para penjajah waktu itu, aman, nggak kekurangan sembako? Pokoknya hidup mapan deh.
Eh, sekarang muncul nih istilah, ‘normal baru’ di zanan pandemik Covid-19. Normal baru itu setelah era PSBB, pembatasan sosial bersekala besar berakhir. Tapi bukan normal, dalam keadaan sudah enak, bebas, nggak ada halangan termasuk virus yang mematikan tersebut.
Ternyata normal baru atau ‘new normal’, artinya warga harus hidup disiplin, secara pribadi maupun dalam sekala sosial yang luas. Dalam menghadapi Corona ini, diwajibkan hidup sehat dan bersih, ya sehat memang diawali dengan kebersihan. Anjuran PSBB misalnya, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan setelah melakukan kegiatan sehari-hari. Cuci tangan pakai sabun di air mengalir, begitu urutannya.
Dan kalau nggak ada yang penting banget, nggak usah keluar rumah. Apalagi keluyuran, nongkrong?
Kalau masih dilakukan juga, kebangetan dah! Bagaimana mau menuju keadaan normal baru? Kita kan mau, ini keadaan terus berlanjut dengan kondisi yang lebih baik dan aman. Bukan saja ini ‘normal baru’ tapi Ini ‘baru normal’, Bung! (massoes)