Terdampak Covid-19, 20.000 Pelaut Indonesia akan Dipulangkan dari Luar Negeri

Rabu 06 Mei 2020, 17:25 WIB
Presiden KPI Prof. Mathias Tambing menyerahkan bantuan sembako untuk pelaut.(ist)

Presiden KPI Prof. Mathias Tambing menyerahkan bantuan sembako untuk pelaut.(ist)

JAKARTA – Kesatuan Pelaut Indonesia memprediksi 20.000 anggotanya yang bekerja di luar negeri akan dipulangkan akibat merebaknya Virus Corona (Covid-19) di dunia, yang menyebabkan perusahaan pelayaran tidak mengoperasikan kapalnya, terutama kapal-kapal pesiar.

Presiden KPI Prof. Mathias Tambing mengungkapkan, saat ini perusahaan pelayaran di Amerika, Eropa maupun di Asia sudah menghentikan operasional kapalnya.

Ribuan pelaut, lanjutnya, telah dipulangkan dan kini sedang menjalani evaluasi atau karantina, tapi sebagian besar lainnya masih dalam proses pemulangan. Kemarin sebanyak 172 pelaut ABK (Anak Buah Kapal) ‘MV Amsterdam’dipulangkan melalui Pelabuhan Tg. Priok, Jakarta.

“Ke-172 pelaut yang diturunkan dari kapal pesiar itu semuanya anggota KPI,” kata Presiden KPI Prof. Mathias Tambing di Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Dalam penjemputan ini, KPI melakukan koordinasi dengan Satgas Percepatan Penanganan Covid 19, antara lain menyediakan mobil angkutan.

Setibanya di pelabuhan, seluruh ABK menjalani protokol kesehatan pandemi Covid-19, seperti swab test Covid-19 dan isolasi atau karantina. Penjemputan ABK dan pemeriksaan kesehatan ini juga diawasi oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya TNI Yudo Margono, selaku penanggung jawabpercepatan penanganan Covid 19.

Ke-172 pelaut itu semuanya sebagai ABK kapal pesiar milik Holland-American Lines, perusahaan pelayaran patungan Amerika Serikat – Belanda yang kantor pusatnya ada di Seattle, AS. Mereka dipulangkan saat kapal pesiar yang membawa banyak wisatawan mancanegara itu berada di Indonesia.

Mathias Tambing mengatakan, prediksi 20.000 pelaut yang akan dipulangkan itu baru anggota KPI yang bekerja di kapal-kapal asing berdasarkan CBA (Collective Bargaining Agreement) yang ditandatangani KPI dengan perusahaan pelayaran.

Jumlah itu belum termasuk pelaut bukan anggota KPI yang juga banyak bekerja di luar negeri, misalnya yang dikirim oleh sejumlah manning agent (perusahaan jasa pengawakan kapal).

Pelaut yang dipulangkan, lanjut Mathias, umumnya bekerja di kapal-kapal pesiar yang kini banyak tidak beroperasi karena praktis tidak ada penumpang. Sedang pelaut yang masih bertahan umumnya bekerja di kapal-kapal cargo, tanker, atau kapal perikanan, karena mereka masih dibutuhkan untuk angkutan logistik.

“Pelaut anggota KPI yang bekerja di luar negeri ada sekitar 35.000 orang. Jadi, lebih dari separohnya kini kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid 19,” ujarnya.

News Update