Gubernur Wahidin: Banten Prioritaskan dan Fokus Bangun Pertanian

Sabtu 01 Feb 2020, 18:53 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim dan Menkop UKM Teten Masduki di acara Go Food Festival O-Ring The Flavor Bliss, Alam Sutera Serpong, Kota Tangerang Selatan Sabtu (1/02/2020). (ist)

Gubernur Banten Wahidin Halim dan Menkop UKM Teten Masduki di acara Go Food Festival O-Ring The Flavor Bliss, Alam Sutera Serpong, Kota Tangerang Selatan Sabtu (1/02/2020). (ist)

TANGSEL - Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) menyatakan, setelah dua tahun pembangunan  infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan tercapai, prioritas dan fokus pembangunan Pemprov Banten tahun 2020 pada bidang pertanian.

"Fokus pembangunan Pemprov Banten 2020 pada bidang pertanian," ungkap Gubernur WH dalam Festival Durian Banten 2020 di Go Food Festival O-Ring The Flavor Bliss, Alam Sutera Serpong, Kota Tangerang Selatan Sabtu (1/2/2020). Acara yang dihadiri ribuan masyarakat itu juga dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

"Banten akan menanam 500 hingga 700 hektar. Karena  kebutuhan durian sudah global, termasuk negara-negara maju. Banten sangat cocok untuk tanam durian," tambahnya.

Dikatakan, pengembangan kopi sudah dilakukan pada enam bulan lalu dengan branding Kopi WH. Manggis yang sudah kita ekspor kita kembangkan dengan sistem okulasi, gula aren ekspor ke Korea, emping melinjo dan kulitnya ekspor sampai Rusia. Kelapa muda, lanjut Gubernur, kebutuhan per hari 2500 didatangkan dari Pandeglang.

"Kita juga akan mengembangkan pertanian porang. Jengkol sebagai penyumbang inflasi Banten ditanam. Kita kerjasamakan dengan kementerian untuk branding produk pertanian Banten," ungkapnya.

"Pokoknya ke depan Banten tidak mau kalah. Banten akan mengembangkan banyak tanaman. Banten ke depan penghasil durian Indonesia," pungkasnya.

Menkop UKM Teten Masduki dalam sambutannya mengaku sudah lama mengenal Banten sebagai penghasil durian.

"Bicara durian kita produsen terbesar dunia, 800 ton. Tapi kita masih impor. Permintaan durian dari Tiongkok luar biasa. Banyak orang kaya di Tiongkok," ungkap Teten.

Menurut Menkop, Indonesia negara yang sudah punya struktur untuk memperkuat bidang pertanian. Sementara produks ekspor yang diminta dunia adalah produk-produk berbasis kelautan dan pertanian.

Masih menurut Menkop UKM, salah satu kelemahannya adalah belum ada standarnya. Jenis durian yang dikembangkan untuk ekspor perlu standarisasi ukuran dan rasanya.

"Kopi kebutuhannya juga tinggi. Tren ke depan  butuh kopi dari dataran rendah, kopi robusta. Karena untuk pengembangan kopi arabika perlu daerah tinggi. Karena daerah konservasi sehingga sulit dikembangkan," jelasnya.

News Update