JAKARTA - Berbagai langkah koreksi di sektor kehutanan terus dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Salah satunya dalam mengatasi kebakaran hutan dan tata kelola gambut. Untuk pelaksanaannya di lapangan tidaklah mudah, karena banyak kebijakan dan ketegasan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang tidak hanya menyasar masyarakat, namun juga dunia usaha. ''Kita rasakan hurt (sakit), sadness (sedih), anger (marah) dan segala macam perasaan yang bercampur aduk ketika itu, namun hasilnya sekarang bisa kita rasakan bahwa kebakaran hutan di Indonesia telah dapat dikelola dengan baik oleh semua pihak, dibawah kepemimpinan langsung Bapak Presiden Jokowi,'' kata Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (Rakornas APHI), di Jakarta (13/11). Pasca Karhutla dahsyat tahun 2015, pemerintah mengambil langkah-langkah cepat seperti moratorium lahan gambut, memperkuat penegakan hukum, melibatkan semua pihak termasuk dunia usaha dalam hal pengendalian Karhutla, dan banyak usaha lainnya. Hasilnya cukup signifikan, dari tahun 2016 hingga 2018, Indonesia berhasil menghindari Karhutla secara Nasional, setelah sebelumnya rutin terjadi selama hampir 20 tahun. Bahkan Indonesia berhasil menjadi contoh bagi dunia internasional, dalam upaya penyelamatan lahan gambut. ''Tentu saja kontribusi langkah dunia usaha sangat signifikan dan sangat penting. Terima kasih atas kerjasama yang baik meskipun cukup rumit dan complicated kita lewati, sampai-sampai harus ke PTUN, Mahkamah Agung dan demo-demo lapangan,'' ungkap Menteri Siti Nurbaya. Namun, hal itu sudah dilalui itu semua dan ke depankita hadapi berbagai tantangan dalam industri kehutanan secara luas, bersama-sama dalam kesejukan. Menteri Siti Nurbaya lantas membandingkan persoalan Karhutla yang kini justru sedang dihadapi oleh banyak negara lainnya di dunia. Contohnya saja Amerika Serikat, yang sedang menghadapi Karhutla dahsyat di California, yang terus meluas hingga lebih dari 80 ribu ha hutan terbakar, dengan 23 orang korban tewas berdasarkan laporan terkini.''Semoga California bisa segera melalui masa-masa yang sangat sulit itu,'' doa Menteri Siti Nurbaya. ''Kita berterima kasih kepada Tuhan, Indonesia telah melalui masa-masa sulit kebakaran hutan dan lahan dengan baik. Saya berharap, tahun 2019 dan seterusnya jangan ada lagi masa-masa sulit karhutla, karena implikasinya yang cukup berat, bagi masyarakat, bagi kita semua dan juga bagi Indoensia sebagai negara anggota di dunia internasional,'' tambahnya. Kontribusi Industri Kayu Selain itu dikatakan Menteri Siti Nurbaya, sektor industri kayu atau hutan telah memberi kontribusi besar dalam struktur ekonomi dan PDB. Secara keseluruhan sumbangan sektor kehutanan dalam PDB Nasional didominasi kayu, meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2017. Dari Rp74,6 triliun tahun 2014, menjadi Rp 82,3 triliun tahun 2015, dan Rp 87,4 triliun tahun 2016, serta Rp91,6 triliun di tahun 2017. ''Di tahun 2018, sebagai informasi bahwa kontribusi pada PDB sebesar Rp 47,2 T pada Triwulan II hingga akhir Juni 2018,'' ungkap Menteri Siti Nurbaya. Ia kembali mengulang harapan Presiden Jokowi, bahwa kegiatan industri kehutanan yang dikelola kelompok masyarakat kiranya dapat terus berkembang tidak hanya dalam skala kecil, karena hasilnya sudah tampak nyata dan cukup baik.''Saya optimis bahwa harapan itu makin nyata, mungkin dalam tahun ini, atau dua-tiga tahun lagi. Kita sedang bekerja keras untuk itu,'' tegas Menteri Siti Nurbaya. Salah satunya untuk mensejahterakan rakyat melalui program Perhutanan Sosial. Karena tercatat sekitar 25.863 desa berada di dalam dan sekitar kawasan hutan. Melalui Perhutanan Sosial, masyarakat kini diberi akses legal ikut mengelola hutan secara lestari. Per tanggal 12 November 2018, realisasi Perhutanan Sosial telah mencapai 2,173 juta ha, yang dialokasikan bagi 497.925 KK. Capaian ini memberi pengaruh pada terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat. Saat ini berbagai langkah koreksi dan kolaborasi semua pihak, telah membawa hasil positif. Seperti sumber bahan baku semakin baik dengan adanya program perhutanan sosial, konflik tenurial yang semakin berkurang, dan inovasi baru yang sudah mulai terbangun baik oleh masyarakat didukung aktivis, dunia usaha, dan pemerintah untuk hutan lestari. Langkah korektif Pemerintah dengan kebijakan pengelolaan hutan lestari yang berkeadilan ini kata Menteri Siti Nurbaya, merupakan bentuk nyata kehadiran Negara dalam menyelesaikan permasalahan kehutanan dan entitas bisnis dalam menjalankan usahanya. "Percayalah bahwa pemerintah hadir untuk kita bersama-sama melangkah lebih baik dalam tanggung jawab konstusional melindungi masyarakat, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, tentu saja pada konteks kita dunia usaha dan huta. Hutan untuk mensejahterakan,'' tutup Menteri Siti Nurbaya. (*/win)

Di Hadapan Pengusaha, Menteri Siti: Kita Lalui Masa-masa Sulit Karhutla
Rabu 14 Nov 2018, 03:54 WIB

[email protected]
Editor
Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
Berita Terkait
Itensitas Hujan Turun BMKG Ingatkan Potensi Karhutla Meningkat, Ratusan Hektar Hutan Terancam
Jumat 27 Jan 2023, 09:59 WIB

Kepala BMKG Ingatkan Pemda Siap Siaga Hadapi Karhutla, Jelang Musim Kemarau April - Mei
Jumat 27 Jan 2023, 11:06 WIB

BPBD Kalsel Deteksi 4.345 Titik Api Karhutla
Senin 07 Agu 2023, 06:30 WIB

Hutan Taman Nasional Gunung Ceremai Kebakaran
Sabtu 26 Agu 2023, 20:07 WIB

Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup Akibat Karhutla di TNBTS
Minggu 03 Sep 2023, 06:21 WIB

Minimalisir Karhutla, TNI-POLRI Minta Masyarakat Tak Bakar Sampah di Musim Kemarau
Jumat 15 Sep 2023, 14:33 WIB

Potensi Kebakaran Hutan Tinggi, BTNUK di Pandeglang Siap Siaga
Jumat 29 Sep 2023, 15:17 WIB

30 Hektar Lahan dan Hutan di Gunung Lawu Terbakar, Bupati Ngawi Tetapkan Status Tanggap Darurat
Minggu 01 Okt 2023, 13:10 WIB

Karhutla di Kaki Gunung Rinjani Hanguskan 95 Hektare Lahan
Jumat 03 Nov 2023, 15:24 WIB

News Update
Kenang Sosok Paus Fransiskus, Kardinal Ignatius Suharyo: Beliau Banyak Musuhnya, Tapi Tidak Anti Kritik
12 Mei 2025, 15:03 WIB

Cek NIK KTP Anda di Aplikasi Bansos, Sebagai Penerima Bantuan dari Pemerintah Rp600.000 BPNT Tahap 2 yang Cair Mei 2025
12 Mei 2025, 15:00 WIB

Hati-Hati! Ini Lokasi yang Jadi Target Utama Debt Collector Pinjol
12 Mei 2025, 15:00 WIB

Dapatkan Token SG2 dari Kode Redeem FF Hari Ini 12 Mei 2025, Segera Klaim sebelum Kehabisan
12 Mei 2025, 14:59 WIB

Cara Mudah Pinjam Uang di Shopee, 5 Menit Langsung Cair!
12 Mei 2025, 14:56 WIB

Terjadi Ledakan di Garut Selatan, 11 Orang Dikabarkan Meninggal dalam Dugaan Operasi Penghancuran Amunisi
12 Mei 2025, 14:55 WIB

Lebih dari 90 Ribu Tiket Kereta Cepat Terjual Selama Long Weekend
12 Mei 2025, 14:55 WIB

Laga Timnas Indonesia vs China Dipastkan Tidak Tayang di TV Lokal Tiongkok
12 Mei 2025, 14:42 WIB

Kepergok Curi Motor di Koja, Pemuda Asal Cakung Ini Nyaris Diamuk Massa
12 Mei 2025, 14:39 WIB
.jpeg)
Aldy Maldini Terseret Kasus Dugaan Penipuan Jumpa Fans, Kiki Eks CJR Buka Suara
12 Mei 2025, 14:32 WIB

Terbaru! Klaim 35 Kode Redeem FF 12 Mei 2025 untuk Dapat Skin Hingga Karakter Menarik Gratis
12 Mei 2025, 14:31 WIB

NIB dan Izin Usaha Sekarang Bisa Diurus Lewat HP, Begini Cara Daftar UMKM secara Online
12 Mei 2025, 14:23 WIB

Verdonk dan Reijnders Bernafas Lega, Klub Mereka Selamat dari Degradasi
12 Mei 2025, 14:13 WIB

Simulasi Pinjaman 10 Juta di Adakami, Bisa Pilih Tenor 3 hingga 12 Bulan
12 Mei 2025, 14:10 WIB

Auto Cuan! Begini Cara Main Tropical Crush yang Bisa Hasilkan Saldo DANA Gratis Tanpa Modal
12 Mei 2025, 14:01 WIB

FIFA Beri Kesempatan Timnas Indonesia untuk Bisa Disaksikan Full Penonton di GBK, Tapi dengan Syarat Ini
12 Mei 2025, 14:00 WIB

Wajib Tahu! Ini Syarat Rahasia Agar Pinjol Mau Hapus Bunga dan Denda Saat Galbay
12 Mei 2025, 13:59 WIB

Diamond Free Fire Gratis!! Klaim Kode Redeem FF Terbaru 12 Mei 2025
12 Mei 2025, 13:58 WIB
