Banjir Rendam Pantura Subang

Minggu 19 Jan 2014, 11:46 WIB

SUBANG (Pos Kota) - Banjir kian menggila di jalur pantura Pamanukan, Subang, Jawa Barat, Minggu (19/1). Akibatnya, jalur trans nasional Jakarta-Cirebon-Jawa Tengah terputus. Ratusan kendaraan dari Jakarta yang terlanjur masuk ke Pamanukan memilih balik arah karena jalanan terendam dan tak bisa dilalui. Begitupun arah sebaliknya dari Cirebon menuju Jakarta, terhenti sampai fly over Pamanukan. Antrian kendaraan dari dua arah pun "mengular" hingga belasan kilometer. Koordinator Tagana Subang Jajang Abdul Muhaimin menjelaskan, banjir merendam ribuan rumah di 12 kecamatan diwilayahnya sejak Jumat (17/1) malam. 12 kecamatan terendam banjir itu antara lain, Pamanukan, Blanakan, Ciasem, Pusakajaya, Pusakanagara, Sukasari, Legonkulon,Binong, Patokbeusi, Pabuaran, Tambakdahan dan Compreng. "Kondisi banjir terparah berada di tiga kecamatan," ungkap Jajang dihubungi Pos Kota, Minggu pagi. Ketiga kecamatan itu antara lain Pamanukan, Ciasem dan Pusakajaya dengan ketinggian air bervariasi 50 cm hingga 150 cm. Banjir pantura ini ditimbulkan akibat meluapnya air sungai Cipunagara dan Cigadung saat hujan deras yang mengguyur wilayah ini hampir sepekan. Kondisinya kian parah setelah hampir seharian kemarin hingga Minggu pagi ini hujan dengan intensitas cukup tinggi tak henti hentinya mengguyur wilayah ini. Jalur transnasional pantura Subang pun sementara ini terputus karena tak dapat dilalui. "Arus lalin macet total. Ratusan kendaraan terjebak banjir Pamanukan hingga tak bergerak. Bahkan kendaraan dari Jakarta memilih balik arah lagi ke Cikampek," ungkapnya. Ribuan warga korban banjir di Pamanukan, sebut Jajang, sejak Sabtu telah dievakuasi ke sejumlah tempat pengungsian seperti Mesjid Pamanukan, Balai Desa dan bangunan sekolah SMK hingga kolong jembatan layang (fly over) Pamanukan. Tagana Subang telah membuka Posko Penanggulangan Banjir Pantura bertempat di Pamanukan. "Termasuk pendistibusian logistik seperti mie, beras dan daging kaleng kemasan ke korban banjir," ujarnya. Diakuinya, pihaknya menemui kendala dalam mengevakuasi para korban banjir karena keterbatasan perahu karet yang dimiliki. "Kita cuma punya satu perahu karet, sehingga jujur saja kewalahan," aku Jajang. Untuk itu, pihaknya meminta bantuan ke Tagana Sumedang untuk ikut membantu proses evakuasi korban banjir pantura Subang. "Pagi ini, Tagana Sumedang dalam perjalanan menuju Subang," katanya. Camat Pamanukan Bambang menyebutkan, banjir kali ini merupakan banjir terparah yang menggenangi wilayahnya. Selain masuk ke ruas jalan, lanjut dia, air banjir menggenangi pasar pamanukan hingga depan toserba Jogja Dept store. "Saya baru lihat banjir sampai meluber ke jalanan. Ini bisa dikategorikan banjir terparah selama dua tahun terakhir. Kalau dulu, banjir tidak sampai ke fly over sekarang meluber kesini," paparnya. Sementara itu, Kasatlantas Polres Subang AKP Ricko Taruna mengimbau, masyarakat pengguna jalan pantura Subang agar memutar arah dan tidak memaksakan masuk ke jalur pantura untuk saat ini. "Karena air banjir kini mencapai pusar orang dewasa menggenangi jalur pantura Pamanukan. Jadi tolong, kendaraan dari Jakarta dan sebaliknya, untuk sementara ini lebih baik putar arah saja," imbau Ricko saat dihubungi Pos Kota, Minggu (19/1). Putar arah dimaksud, sebut Ricko, kendaraan dari Jakarta menuju Cirebon dan pantura Jawa Tengah untuk mengambil jalur selatan melalui GT Sadang,Purwakarta masuk melalui Tol Cipularang hingga keluar Cileunyi langsung ke Tasikmalaya. "Tolong jangan memaksakan masuk pantura saat banjir sekarang. Ini bisa memicu terjadi penguncian arus lalin," lagi lagi Ricko menyerukan. (dadan/sir)


Berita Terkait


undefined
Opini

TKP Dirusak Oknum Polisi

Selasa 21 Nov 2023, 05:10 WIB

News Update