Ciong, Menjaga Palang Pintu KA dengan Keikhlasan

Rabu 11 Des 2013, 00:47 WIB

DEPOK (Pos Kota) -  Selama 2 tahun menjadi petugas penjaga pintu kereta api tanpa palang di jalan lingkungan tempat tinggalnya, seakan tidak mengenal letih, pemuda hanya mengencap pendidikan bangku sekolah dasar (SD) ini mengemban tugas sebagai penjaga pintu kereta tanpa dibayar. Keikhlasan dan kegigihannya dengan menjadi penjaga palang kereta Ciong, 28, menjadikannya dikenal dalam  lingkungannya sebagai sosok penolong. Meski tidak dibayar, pemuda ramah pemuda warga Gang Pasebang, RT 02/24, Desa Bojong Gede, Kabupaten Bogor ini mengaku hanya mendapatkan penghasilan dari para pengendara motor maupun mobil yang melintasi perlintasan rel yang dijaganya. Terkadang para pengendara memberikannya secara iklas kepada dirinya uang Rp. 500 bahkan hingga Rp. 1.000. Pendapatan yang diperolehnya tersebut tidak sepadan dengan apa yang dilakukannya dengan menjaga pintu perlintasan tanpa palang dikenal rawan kecelakaan ini. Dijaga hingga 24 jam. Tanpa menggunakan alat bantu, dengan keahlian khususnya dapat memprediksi kapan kereta KRL akan melintas atau tidak. "Bisa diliat dari kabel listrik jika getar, berarti kereta datang," ujarnya kepada Pos Kota. Dirinya menjaga pintu perlintasan tanpa palang, menginginkan warga lingkungannya bisa terhindar dari bahaya. Pasalnya, pintu perlintasan tanpa palang dikenal sebagai rawan kecelakaan. "Mobil pembawa borongan pernikahan jenis Suzuki APV penuh muatan pernah menjadi korban tabrak Commuter Line sewaktu melintasi perlintasan," ungkapnya. Untuk mencegah bahaya yang setiap saat bisa merenggut nyawa tersebut, dirinya mengabdikan sebagai penjaga pintu perlintasan. "Saking untuk membantu pengendara yang ingin melintasi perlintasan rel,gubuk berukuran 1x1 meter dibuat menggunakan biaya sendiri dan perlengkapan tali tutup buka perlintasan," katanya. Namun demikian, kurangnya kesadaran warga jika sedang tidak dijaga, membuat pos jaga yang dibuat dari modal sendiri dirusak oleh anak-anak yang biasa nongkrong. "Sekarang sudah dirusak, dan hanya tersisa puing-puingnya saja,"isaknya. Harapan pemuda ini adalah adanya tanggapan serius dari pemerintah setempat untuk segera membangun pintu palang di jalan lingkungan tersebut. Sementara itu, tercatat untuk wilayah Depok Jawa Barat ada sekitar 24 pintu perlintasan liar tanpa palang pintu. Memang, soal keamanan, tentu saja masih jauh dari layak. Hampir seluruh pintu ilegal hanya menggunakan alat seadanya, seperti bambu dan tali tambang. (Angga/M13/M4) Foto: Ciong lagi mengatur pengendara motor


Berita Terkait


News Update