Ia mengatakan, sebelum rumah ambruk terdengar suara retakan keras dari arah bawah tanah.
"Awalnya ada suara 'kretek-kretek', terus kelihatan tanah di bawah sudah belah. Dari situ tembok rumah langsung runtuh," katanya.
Saat ini, Juhenah dan keluarganya terpaksa mengungsi sementara di bangunan warung milik tetangga. Ia mengaku kondisi tersebut sangat berat, terutama bagi anak-anaknya.
Baca Juga: Bencana Pergerakan Tanah, 4 Rumah Warga di Cikulur Lebak Rusak Berat
Namun, harus bagaimana lagi, karena ia dan keluarganya takut menempati rumah milik mereka lagi, karena kondisinya sangat memprihatinkan.
"Namanya anak-anak pasti sedih. Mereka pengennya di rumah sendiri. Saya juga bukan sedih lagi, pengen nangis. Tapi ya pasrah saja," tuturnya.
Juhenah berharap, pemerintah dapat segera membantu pembangunan kembali rumahnya agar keluarganya memiliki tempat tinggal yang layak.
"Harapannya ya pengen cepat dibangun lagi, kasihan anak-anak," harapnya.
Baca Juga: Pergerakan Tanah di Bandung Barat Dipicu Kejenuhan Tanah dan Cuaca Ekstrem
Selain rumah Juhenah, kerusakan parah juga terjadi pada rumah milik Muhammad Nurdin 49 tahun dan Siti Munayah 47 tahun.
Bahkan, satu rumah warga lainnya kini dalam kondisi mengkhawatirkan, dengan dinding dapur yang sudah terbelah dan menganga di beberapa sudut.
"Kami dengar suara seperti 'drek-drek'. Pas dilihat, tanah sudah berubah, turun ke bawah. Rumah langsung terbelah dan ambruk," ujar Nurdin.
