Dorong Teri Mandeh Naik Kelas, Dosen Univ PGRI Sumbar Berdayakan Nelayan Pesisir Selatan

Senin 22 Des 2025, 17:07 WIB
Civitas Univ PGRI Sumbar berfoto bersama usai pelaksanaan Program Mahasiswa Berdampak di Nagari Ampang Pulai, Pesisir Selatan, yang fokus pada peningkatan kualitas pengolahan dan pemasaran ikan teri lokal. (Sumber: Universitas PGRI Sumbar)

Civitas Univ PGRI Sumbar berfoto bersama usai pelaksanaan Program Mahasiswa Berdampak di Nagari Ampang Pulai, Pesisir Selatan, yang fokus pada peningkatan kualitas pengolahan dan pemasaran ikan teri lokal. (Sumber: Universitas PGRI Sumbar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dosen Universitas (Univ) PGRI Sumatera Barat (Sumbar) memberdayakan sejumlah warga di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. Di daerah ini, warga memiliki profesi sebagai nelayan yang bergerak pada pengolahan ikan teri.

Mareta Kemala Sari, Dosen mata kuliah pemasaran mengatakan pengolahan ikan teri di Pesisir Selatan masih menggunakan alat-alat tradisional. Ia menceritakan pengolahan teri yang ditangkap nelayan langsung direbus

“Ikan teri merupakan produk lokal khas dihasilkan dari pesisir Pantai kawasan Mandeh yang dikenal dengan branding  Ikan Teri Super. Pengolahan teri, usai ditangkap, langsung direbus di tengah laut menggunakan wadah perebusan yang tersedia dengan penambahan garam,” ucap Mareta bersama rekan dosen lainnya di Univ PGRI Sumbar yakni Sri Ramadani pengajar mata kuliah sosiologi dan Nilmadesri Rosya pengajar mata kuliah keuangan.

Baca Juga: Pramono Instruksikan BUMD DKI Serap Pangan Daerah Terdampak Bencana di Sumatera

Mareta menjelaskan proses pengolahan tersebut bertujuan untuk menjaga kesegaran dan menghambat pembusukan sehingga menghasilkan teri yang lebih gurih, memiliki ciri fisik seperti perut utuh dan kepala tidak patah. Ia melanjutkan dengan potensi khas yang menjadi produk unggulan ini, potensi wisata bahari di wilayah semakin besar.

“Produk menjadi icon oleh-oleh khas yang bisa di kelola dengan baik, pengelolaan ini membutuhkan innovation hub. Hal ini dikarenakan spesialisasi pariwisata pesisir tidak akan selalu identik dengan kesejahteraan, jika tidak diimbangi dengan inovasi, teknologi, dan kebijakan adaptif,” ucapnya.

Tim dosen Universitas PGRI Sumatera Barat bersama mahasiswa dan kelompok pengolah ikan teri berfoto bersama dengan hasil produksi ikan teri di Nagari Ampang Pulai, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. (Sumber: Universitas PGRI Sumbar)

Ketiga dosen yang merupakan tim Pengabdian Program Mahasiswa (PM) Berdampak Universitas PGRI Sumbar tidak jalan sendiri. Mereka bersinergi dengan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat membentuk perubahan pada kelompok pengolah dan pemasar Teri Sakato serta Pandawa Lima di Nagari Ampang Pulai, Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

Seluruh unsur yang tergabung dalam tim memberikan inovasi dalam pengolahan teri. Penggunaan alat masak yang baik menjadikan saran yang diberikan oleh tim agar produk dapat steril. Pengolahan yang steril dapat membawa dampak yang positif.

Baca Juga: Kapolri Tinjau Kesiapan Pelabuhan Merak Hadapi Arus Nataru 2025/2026

“Memberikan inovasi dalam proses produksi, sehingga dalam pengolahan pada produk bisa dapat steril dan sehingga jauh dari bakteri. Kesterilan pada pemasakan menjadi sebuah kunci utama agar produk yang dihasilkan bisa dapat lebih baik.” Ujar Mareta yang menjadi juru bicara tim.

Tidak hanya sekedar dalam pengolahan, tim dari Univ PGRI Sumbar memberikan saran dalam pengembangan pemasaran. Langkah tersebut dilakukan agar penjualan bisa dapat meningkat dan berdampak pada ekonominya.

“Langkah berikutnya terkait bagaimana meningkatkan ekonominya. Melalui pemasaran yang baik tentu akan berdampak langsung. Pemasaran harus diawali dari kemasan yang menarik lalu dijual tidak hanya melalui pasar tradisional tapi juga melalui online,” katanya

Mareta menuturkan langkah serta saran telah dieksekusi oleh tim-nya dengan menggandeng Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam mendukung pemenuhan standar Sertifikat Kelaiakan Pengolahan (SKP). Dosen mata kuliah Pemasaran itu juga membantu membuatkan akun-akun di berbagai platform ecommerce dan media sosial.

“Seluruh saran tersebut telah dieksekusi oleh tim Universitas PGRI Sumatera Barat bersama Badan Eksekutif Mahasiswa baik dari sisi kemasan telah memenuhi standar SKP, media pemasaran online dalam bentuk ecommerce di Shopee dan sosial media marketing melalui istagram dan tiktok,” jelasnya.


Berita Terkait


News Update