Kades menyebut, dari total bangunan yang terdampak, empat di antaranya merupakan rumah tinggal dan satu sarana ibadah. Beberapa bangunan lain di sekitar lokasi juga mulai menunjukkan retakan, meski belum separah yang berada di titik utama pergerakan tanah.
Baca Juga: Klarifikasi CNN Indonesia Atas Penarikan Konten Tangis Reporter Saat Liputan Bencana Aceh
"Bangunan lain yang berada di bagian depan itu baru mengalami retak-retak. Karena itu, perlu ada upaya antisipasi," ucapnya.
"Dengan keterbatasan yang dimiliki pemerintah desa, kami berharap pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, hingga pemerintah pusat dapat membantu melakukan penanganan," harap Kades.
Menurut Budi, kondisi ini perlu segera mendapat penanganan serius untuk mencegah risiko yang lebih besar, seperti yang pernah terjadi di desa tetangga, Kampung Cihuni, yang akhirnya harus direlokasi karena pergerakan tanah tidak lagi dapat ditangani.
"Wilayah ini memang rawan karena berada di sepadan sungai. Harapan kami ada upaya penanggulan untuk mengurangi abrasi," tandasnya.
