Ia mengungkapkan, bahwa telah terjadi benturan sebanyak tiga kali dalam satu bulan terakhir antara petugas dengan komunitas PKL terkait larangan berjualan di Kota Tua.
Goodman menyampaikan, pada hari kerja, pihaknya menerjunkan 25 hingga 30 personel untuk melakukan pengawasan di kawasan Kota Tua.
"Kalau akhir pekan itu bisa sampai 100 personel. Masing-masing kecamatan kan kirim anggotanya ke sini di akhir pekan," ujar Goodman.
Baca Juga: Rektor IKJ Dukung Rencana Gubernur Pramono Pindahkan Kampus ke Kota Tua
Selain itu, pihaknya juga sudah mulai menggencarkan kegiatan 'Jumat Bersih' di trotoar-trotoar Kota Tua, menyusul sampah plastik hasil dagangan para PKL di lokasi itu.
"Kalau dilihat, trotoar dekat ATM itu kan sudah bersih dari sampah. Kita sudah mulai lakukan (program) "Jumat Bersih" di sini," tutur Goodman.
Goodman mengungkapkan, bahwa perilaku PKL yang selalu kembali berjualan usai diberi teguran atau ditertibkan, masih menjadi masalah yang kerap dihadapi petugas di lapangan.
"Petugas kita kan tidak bisa selalu di sini. Makanya kita juga minta ke Sudin PPKUKM itu untuk manfaatkan gedung-gedung kosong di kawasan ini. Mereka (PKL) sih, kemarin, mengeluh karena enggak ada loksem (lokasi sementara) di sini. Makanya berjualan liar. Mungkin itu bisa diasistensi," tutur Goodman.
Pihaknya pun berharap adanya kerja sama lintas sektor untuk membuat Kota Tua nyaman sebagai lokasi wisata.
"Di sini kan ada Dishub, UPK Kota Tua dan beberapa instansi lainnya. Kerja sama dan koordinasi kita di sini penting untuk perkuat pengawasan," kata dia.
