POSKOTA.CO.ID - Laga antara Timnas Futsal Indonesia dan Vietnam pada pekan ketiga Futsal SEA Games 2025 menjadi salah satu duel paling menentukan dalam perjalanan menuju medali emas.
Bertempat di Bangkokthonburi University, Rabu, 17 Desember 2025 pertandingan ini bukan sekadar soal tiga poin, tetapi juga menyangkut harga diri, konsistensi, dan kekuatan mental dua rival Asia Tenggara.
Indonesia harus menerima kenyataan tertinggal 0-1 pada babak pertama. Skor tersebut mencerminkan ketatnya persaingan dan tingginya tensi sejak menit awal, di mana kedua tim bermain agresif dengan tempo cepat dan pressing intens.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Bongkar Praktik Aborsi Ilegal di Apartemen Basura, 7 Tersangka Ditangkap
Sejak peluit awal dibunyikan, laga berjalan dalam ritme tinggi. Indonesia dan Vietnam sama-sama menampilkan pendekatan agresif, tercermin dari delapan pelanggaran yang tercipta di paruh pertama masing-masing empat dari kedua tim. Situasi ini menunjukkan betapa ketatnya duel di setiap lini, terutama di area tengah lapangan.
Vietnam, yang membutuhkan kemenangan demi menjaga peluang juara, tampil lebih berani dengan pressing ketat. Strategi tersebut cukup efektif meredam kreativitas Indonesia yang kesulitan mengalirkan bola dari belakang ke lini serang. Beberapa kali rotasi pemain Indonesia terputus akibat disiplin posisi pemain Vietnam.
Gol pembeda tercipta pada menit ke-10, berawal dari situasi bola mati. Kelengahan dalam penjagaan serta kesalahan membaca arah bola di lini pertahanan Indonesia dimanfaatkan dengan sempurna oleh Vietnam. Ruang kosong di sisi kanan gawang menjadi celah yang tak termaafkan, dan tembakan keras pemain Vietnam menggetarkan jala gawang Indonesia.
Tertinggal satu gol, Indonesia meningkatkan intensitas serangan. Beberapa peluang berhasil diciptakan melalui kombinasi cepat dan penetrasi flank, namun penyelesaian akhir masih menjadi pekerjaan rumah. Di sisi lain, Vietnam memilih bermain lebih pragmatis dengan mengandalkan serangan balik cepat, memanfaatkan celah yang ditinggalkan Indonesia saat menekan.
Hingga turun minum, skor tidak berubah. Keunggulan 1-0 untuk Vietnam menutup babak pertama, sekaligus menempatkan Indonesia dalam situasi psikologis yang menuntut ketenangan dan keberanian pada babak kedua.
Pertandingan ini memiliki bobot strategis yang sangat besar. Format single round robin yang diterapkan pada Futsal SEA Games 2025 membuat setiap poin bernilai emas.
Lima negara Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Myanmar—saling berhadapan satu kali, dan tim dengan poin tertinggi berhak atas medali emas.
Indonesia datang ke laga ini dengan modal positif usai menang telak 5-1 atas Myanmar, sementara Vietnam sebelumnya dikejutkan kekalahan 2-4 dari Malaysia. Kondisi tersebut membuat Vietnam tampil habis-habisan, sedangkan Indonesia berada dalam tekanan untuk menjaga konsistensi.
Baca Juga: 406 Kasus Kecelakaan Sepanjang 2025 di Tangerang, Kelalaian Pengendara Jadi Faktor Penyebab
Di klasemen sementara, Thailand memimpin berkat dua kemenangan meyakinkan. Indonesia dan Malaysia sama-sama mengoleksi tiga poin, sementara Vietnam dan Myanmar belum meraih angka. Hasil laga ini berpotensi mengubah peta persaingan secara signifikan.
Timnas Futsal Indonesia datang ke SEA Games 2025 dengan kombinasi pemain berpengalaman dan talenta kompetitif dari liga domestik. Nama-nama seperti Ahmad Habiebie, Evan Soumilena, hingga Samuel Eko menjadi tulang punggung permainan Garuda.
Di balik layar, peran pelatih Hector Souto sangat krusial. Pendekatan taktik, rotasi pemain, serta kemampuan membaca momentum pertandingan menjadi faktor penentu, terutama saat tim berada dalam situasi tertinggal seperti menghadapi Vietnam.
Pertandingan Indonesia vs Vietnam bukan hanya soal hasil akhir. Ini adalah cermin perjalanan futsal Indonesia yang terus berupaya naik kelas di level Asia Tenggara. Tekanan, kesalahan kecil, dan respon terhadap situasi sulit menjadi pelajaran berharga bagi tim nasional.
Apapun hasil akhirnya, laga ini menegaskan bahwa futsal Indonesia memiliki fondasi kuat tinggal bagaimana konsistensi, fokus, dan ketajaman dieksekusi di momen-momen krusial.
