Profil Anggota DPR RI Endipat Wijaya yang Sebut Donasi Rp10 M Tak Sebanding dengan Bantuan Pemerintah

Selasa 09 Des 2025, 19:16 WIB
Anggota DPR Endipat Wijaya sebut donasi Rp10 miliar  untuk bencana Sumatra belum sebanding dengan bantuan pemerintah yang sudah triliunan rupiah. (Sumber: X/@dodisegrovee)

Anggota DPR Endipat Wijaya sebut donasi Rp10 miliar untuk bencana Sumatra belum sebanding dengan bantuan pemerintah yang sudah triliunan rupiah. (Sumber: X/@dodisegrovee)

Baca Juga: Ferry Irwandi Bantah Tuduhan Politisasi Isu Sensitif: 'Saya Difitnah! Saya Tidak Pernah Bilang Pemerintah Tutup Mata'

Profil Singkat: Endipat Wijaya, Anggota DPR dari Jalur Teknokrat

Lahir di Bengkulu, 31 Mei 1984, Endipat Wijaya membawa latar belakang yang unik ke panggung politik. Ia merupakan lulusan Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menyelesaikan studi Magister Manajemen di Swiss German University.

Karier profesionalnya dihabiskan di dunia industri, antara lain sebagai teknisi di Double A Group dan kemudian di PT Kaltim Prima Coal di Kalimantan Timur. Pengalaman di sektor korporasi inilah yang mendasari pendekatannya yang teknis dan terukur dalam menyoroti kebijakan publik.

Bergabung dengan Partai Gerindra sejak 2011, Endipat kemudian berhasil meraih kursi DPR RI periode 2024-2029 setelah memenangkan suara terbanyak (105.413 suara) di daerah pemilihan Kepulauan Riau, dengan kontribusi suara terbesar dari Kota Batam.

Sebagai anggota Komisi I yang membidangi Pertahanan, Luar Negeri, Komunikasi, dan Informatika, Endipat aktif menyoroti isu strategis nasional, termasuk efektivitas komunikasi pemerintah di era digital, seperti yang terlihat dalam penanganan isu bencana ini.

Baca Juga: Anggota DPR Sindir Bantuan Pemerintah ‘Kalah Viral’ dari Aksi Ferry Irwandi dan Relawan

Poin Pernyataan Endipat:

  • Klaim Kehadiran Negara: Menegaskan bahwa pemerintah telah bekerja sejak hari pertama bencana dengan anggaran sangat besar.
  • Kritik Narasi Medsos: Meminta Kominfo lebih agresif melawan narasi yang dinilai tidak proporsional dan menjatuhkan citra pemerintah.
  • Apresiasi dengan Catatan: Tidak menafikan peran donasi masyarakat, namun meminta publik melihat skala prioritas dan kontribusi yang lebih besar dari negara.
  • Transparansi Informasi: Menekankan perlunya publikasi yang masif dan transparan mengenai detail bantuan pemerintah untuk menghindari mispersepsi.

Pernyataan Endipat ini diprediksi akan memantik diskusi lebih lanjut mengenai etika komunikasi bencana, peran relawan, serta tanggung jawab negara dalam membangun narasi publik di tengah situasi darurat.


Berita Terkait


News Update