“Kami itu enggak minta apa-apa, yang penting empati aja dari aparatur pemerintahan. Kalau mereka datang aja udah bikin warga senang, kami jadi bisa menyampaikan aspirasi,” katanya.
Meski kecewa, Ahmad tetap bersemangat untuk bangkit. Ia berencana menebar kembali bibit ikan dan udang di lahan tambak miliknya seluas satu hektare setelah kondisi membaik.
“Karena ini usaha utama kami, jadi enggak bakal nyerah. Rencananya nanti kalau sudah surut akan nebar bibit lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mencatat sedikitnya empat desa di Kecamatan Tarumajaya terdampak banjir rob, termasuk Kampung Sembilangan, Desa Samudra Jaya.
“Kami mendapatkan info dari kecamatan bahwa ada empat desa terdampak, namun belum ada laporan akurat terkait jumlah KK yang terdampak,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, Minggu 7 Desember 2025.
Baca Juga: Banjir Rob Lumpuhkan Aktivitas Warga Sembilangan Bekasi
Menurut Dodi, meski banjir telah merendam permukiman selama lima hari, tidak ada warga yang mengungsi. BPBD juga belum melakukan langkah khusus karena menilai banjir rob merupakan siklus musiman di wilayah pesisir.
“Dilaporkan tidak ada warga yang mengungsi. Kondisi pagi pasang dan siang menjelang sore surut. Tidak ada upaya khusus karena memang siklus musiman. Infonya besok Senin desa akan melaporkan ke kami,” jelasnya.
Sebagai informasi, wilayah pesisir Kabupaten Bekasi kembali diterjang banjir rob sejak Rabu 3 Desember 2025.
Sedikitnya 300 kepala keluarga (KK) atau sekitar 600 jiwa di RT 01 RW 09 Kampung Sembilangan terendam air setinggi 50-80 sentimeter.
