POSKOTA.CO.ID - Kesedihan terkadang datang tanpa aba-aba. Begitu pula kabar yang tiba pada Minggu, 7 Desember 2025 ketika publik sepak bola Indonesia mendengar berita berpulangnya Sutrisno, ayah dari pemain nasional Pratama Arhan.
Nama Arhan, yang selama ini akrab terdengar melalui lapangan hijau, kali ini hadir dalam konteks berbeda bukan selebrasi, bukan prestasi, melainkan kabar kehilangan.
Kabar duka ini pertama kali diketahui melalui unggahan Instagram Stories milik rekan setimnya di Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam. Dalam unggahan itu, Asnawi menulis sebuah kalimat sederhana namun penuh makna.
Baca Juga: 8 Hp Terbaik Akhir 2025: Dari 1 Jutaan hingga Flagship, Mana yang Cocok untuk Anda?
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Turut berduka cita ho yang kuat, semoga amal ibadah bapak diterima di sisi Allah SWT.” ujar Asnawi
Saat sebuah kabar duka muncul, seringkali kita baru menyadari bahwa waktu bersama orang terdekat ternyata bergerak terlalu cepat. Tak ada yang benar-benar siap kehilangan, bahkan ketika sudah diprediksi. Namun dalam hidup, seperti kata pepatah: “Yang hadir pasti akan kembali.”
Tidak lama setelah unggahan Asnawi ramai diperbincangkan, dukungan doa datang dari sosok lain yang cukup menarik perhatian publik. Nurul Anastasya, ibunda dari Azizah Salsha, mantan istri Pratama Arhan. Meski hubungan keluarga itu telah berpisah secara resmi, empati manusia tak pernah terputus oleh status hukum atau label sosial.
Dalam unggahannya, Nurul menuliskan kalimat pendek namun penuh refleksi:
“Kullu nafsin dzaiqatul maut, setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”
Ungkapan itu bukan sekadar teks. Ia seperti pengingat halus bahwa hidup dan mati adalah lingkaran yang telah ditetapkan.
Nurul juga menambahkan doa:
