“Udah sekitar 5 hari berturut-turut ya. Puncaknya kemarin di hari Jumat, dan hari ini juga lumayan besar juga. Untuk ketinggian variasi sih ya. Kalau di sini sekitar 50 sentimeter, paling dalam sampai 80 sentimeter,” katanya.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Permukiman Warga di Tarumajaya Bekasi, Petambak Ikan dan Udang Rugi Besar
Menurutnya, kondisi ini diperparah oleh tanggul yang terkikis abrasi serta pendangkalan kali.
“Satu, tanggul yang mulai terkikis abrasi. Yang kedua juga dari pendangkalan kali, yang mungkin perlu dinormalisasi,” tuturnya.
Saiful menyebut banjir rob berdampak besar terhadap ekonomi dan kesehatan warga.
“Kekhawatiran kami utamanya di ekonomi. Pertukaran ekonomi enggak lancar. Yang kedua kesehatan, seperti gatal-gatal, demam, anak-anak, itu yang kami khawatirkan.”
Selain itu, akses jalan warga juga lumpuh. Para petani tambak yang mengandalkan motor untuk mobilitas kini kesulitan menjual hasil panen.
“Kalau banjir kayak gini yang paling susah itu akses jalan. Mayoritas warga di sini ekonominya petani tambak. Kalau sudah seperti ini, motor juga sudah susah, enggak bakal bisa lewat,” ucapnya.
Kegiatan sekolah dan aktivitas ke pasar pun ikut terganggu. Anak-anak sempat dipulangkan karena air naik dengan cepat.
“Sekolah sempat diliburin beberapa hari. Kalau ke pasar biasanya nunggu air surut. Kalau banjir rob ini hitungannya jam, mulai dari jam 10 pagi surutnya baru habis magrib.”
Saiful menuturkan ratusan hektare tambak kini terendam. Para petani pun kehilangan harapan panen akhir tahun.
“Yang namanya galangan tambak sudah pasti habis kerendam semua. Harapannya pupus. Kerugian bisa puluhan juta per tambak.”
