“Kebutuhan mendesak saat ini meliputi penyaluran bantuan logistik untuk mendukung warga terdampak yang ruang geraknya terbatas,” sambungnya.
Sedangkan di wilayah Indramayu luapan air menggenangi Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur dan ketinggian air terus meningkat hingga 50-60 cm dan memasuki pemukiman warga yang menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu.
Luapan air pasang berdampak pada 2.568 kepala keluarga atau sekitar 8.033 jiwa serta merendam sekitar 1.512 unit rumah.
Baca Juga: Warga Muara Angke Terdampak Banjir Rob: Resah di Rumah, Jualan Gak Laku
“Genangan yang cukup tinggi membuat warga mengevakuasi barang-barang penting sambil menunggu air surut. Meski tidak ada laporan korban jiwa, banjir rob ini berdampak luas pada masyarakat pesisir yang rentan terhadap kenaikan muka air laut,” tuturnya.
Terkini, BPBD Kabupaten Indramayu telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan pemerintah desa.
“Pendataan warga dan rumah terdampak dilakukan secara bertahap untuk memastikan seluruh kebutuhan dapat terakomodasi. Perkembangan terkini, air rob dilaporkan telah surut dan warga mulai melakukan pembersihan sisa-sisa banjir,” ujarnya.
Penyebab dari banjir ini dipicu karena hujan berintensitas tinggi yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut sehingga menggenangi pemukiman warga.
Pihan BNPB pun mengimbau masyarakat di wilayah rawan banjir, rob dan cuaca ekstrem untuk selalu mewaspadai perubahan kondisi cuaca dan lingkungan sekitar.
“Masyarakat diharapkan memastikan berada di tempat aman, menghindari area yang berpotensi membahayakan serta menjaga agar saluran drainase tidak tersumbat. Jika terjadi keadaan darurat atau membutuhkan bantuan, warga diminta segera berkoordinasi dengan BPBD atau aparat setempat agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat,” tuturnya.
