GAMBIR, POSKOTA.CO.ID - Mantan Petinggi Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap bencana gempa bumi yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dalam sambutannya pada Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, ia menilai pemerintah seharusnya segera menetapkan status bencana nasional mengingat besarnya jumlah korban dan luasnya cakupan wilayah terdampak.
Rizieq menegaskan, masyarakat yang tengah dilanda bencana seperti di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh sangat membutuhkan pertolongan.
Karena itu, ia mengingatkan bahwa penanganan bencana berskala besar membutuhkan langkah luar biasa. Ia menyinggung pengalamannya saat mengirimkan sekitar 1.300 relawan ke Aceh pascatsunami 2004.
Baca Juga: Usulan 2 Desember Jadi Libur Nasional Menggema di Reuni Akbar 212
“Saya pernah punya pengalaman membawa 1.300 relawan terjun ke Aceh saat tsunami. Berbulan-bulan kami evakuasi mayat, merapikan masjid, musala, dayah, kampung-kampung, agar bisa dihuni lagi oleh manusia," ujar Rizieq, di lapangan Monas, Selasa, 2 Desember 2025.
Rizieq juga menyoroti laporan terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mencatat tingginya angka korban. Kata dia, korban meninggal dunia sebanyak 659 jiwa, korban hilang 475 jiwa, terluka 2.600 jiwa, dan terdampak 3,2 juta jiwa.
Lalu pengungsi saat ini mencapai 1,1 juta jiwa. Apalagi bencana yang melanda Sumatera tidak terjadi di satu titik saja, tapi puluhan kabupaten dan kota.
“Di Aceh hampir semua kabupaten terdampak. Di Sumatera Utara dan Sumatera Barat juga puluhan wilayah ikut kena. Sudah semestinya pemerintah segera menyatakan itu sebagai bencana nasional,” ucap Rizieq.
Rizieq menilai penetapan status tersebut akan membuat penanganan lebih terfokus serta membuka peluang bantuan internasional.
Kata dia, jika Indonesia belum sanggup, maka pemerintah jangan menutup pintu bantuan dunia. Ia juga mengajak seluruh peserta Reuni 212 untuk ikut membantu melalui penggalangan dana dan pengiriman relawan.
