Korban Bencana Sumatera Melonjak: Angka Kematian Tembus 442, Pencarian Masih Berlanjut

Senin 01 Des 2025, 14:27 WIB
Ilustrasi bencana Sumatera (Sumber: Pinterest/EORVA CUTE)

Ilustrasi bencana Sumatera (Sumber: Pinterest/EORVA CUTE)

POSKOTA.CO.ID - Bencana hidrometeorologi yang menghantam Pulau Sumatera kembali menorehkan duka mendalam.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan data korban banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Hingga Minggu malam, 30 November 2025, jumlah korban jiwa meningkat tajam.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengungkapkan bahwa total korban meninggal dunia telah mencapai 442 orang, sementara 402 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Baca Juga: Mulai Hari Ini! Pertamina Umumkan Penyesuaian Harga BBM Termasuk Pertamax per 1 Desember 2025

Sumatera Utara Jadi Daerah dengan Dampak Terburuk

Banjir bandang melanda sejumlah wilayah kabupaten di Sumatera Utara. (Sumber: BNPB Tapanuli Utara)

Dalam konferensi pers virtual, Suharyanto menjelaskan bahwa Sumatera Utara mencatat kerusakan terluas dan korban terbanyak dibandingkan dua provinsi lainnya.

“Jika Sumatera Barat dan Aceh mulai menunjukkan pemulihan di hari ketiga, kondisi di Sumatera Utara masih jauh lebih berat,” ujarnya.

Berikut rincian korban per Minggu, 30 November 2025 malam:

Sumatera Utara

  • Meninggal dunia: 217 orang
  • Hilang: 209 orang

Baca Juga: BGN Raih Penghargaan Penggerak Ekonomi Melalui Program MBG

Sumatera Barat

  • Meninggal dunia: 129 orang
  • Hilang: 118 orang

Aceh

  • Meninggal dunia: 96 orang
  • Hilang: 75 orang

Pemerintah Siapkan Huntara dan Tahap Rehab-Rekon

Menanggapi dampak masif akibat terpaan Siklon Tropis Senyar, pemerintah pusat bergerak cepat melakukan penanganan darurat.

Baca Juga: Wamendagri Bima Tekankan Pentingnya Peran Kepala Daerah Dukung Promosi UMKM di Ruang Publik

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menegaskan bahwa pemerintah mempercepat proses evakuasi, pencarian korban, dan pemulihan kondisi warga.

Pratikno menyebut pemerintah sudah mulai menyusun langkah rehabilitasi dan rekonstruksi bersamaan dengan operasi tanggap darurat.

“Kami ingin fase darurat bisa segera tuntas, sehingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dimulai secepat mungkin agar masyarakat dapat kembali bangkit,” kata Pratikno saat meninjau lokasi.

Program yang disiapkan mencakup pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bagi para pengungsi serta perbaikan rumah warga yang mengalami kerusakan berat maupun total.


Berita Terkait


News Update