POSKOTA.CO.ID - Ada cuplikan kata mutiara yang patut kita renungi bersama. Kata dimaksud: Bangsa yang menang bukanlah yang terkuat, tetapi yang paling adaptif.
Cuplikan kata tersebut disampaikan Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam orasi ilmiah pada wisuda Pascasarjana dan Sarjana Universitas Bakrie, di Sasana Kriya, TMII, Jakarta, Rabu, 26 November 2025.
Awalnya AHY mengatakan bahwa generasi Indonesia saat ini hidup di tengah dunia yang penuh peluang sekaligus disrupsi.
Keberhasilan di masa depan tidak ditentukan semata oleh kekuatan fisik maupun keunggulan teknis, tetapi oleh kemampuan beradaptasi di tengah dinamika geopolitik,ekonomi, demografi dan krisis iklim. Bangsa yang menang bukanlah yang terkuat, tetapi yang paling adaptif, kata AHY.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Butuh Aksi, Bukan Janji
“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adaptif itu artinya bisa menyesuaikan (diri) dengan keadaan,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Jika sebuah benda, sifat adaptif itu disebut elastis, misalnya karet, tali. Dan, ingat sifat elastis mampu mengendalikan benda yang kokoh kuat. Pohon bambu mampu menghadang hempasan angin kencang karena sifatnya yang elastis,” kata Yudi.
“Kuat itu penting, tapi sifat adaptif tak kalah pentingnya dalam merespons keadaan,” ujar Heri.
“Di era digital seperti sekarang ini ini, dituntut mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Tak hanya menggunakan, juga penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan,” kata mas Bro.
“Dengan teknologi kita dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya untuk meningkatkan produktivitas. Dalam dunia bisnis, melalui penguasaan teknologi mendorong kreasi dan inovasi mengembangkan usaha,”kata Heri.
“Organisasi yang tidak mampu beradaptasi dengan teknologi baru berisiko tertinggal dan kehilangan daya saing di pasar,” tambah Yudi.
