POSKOTA.CO.ID - Sebuah insiden yang bermula dari kehilangan tumbler di layanan KRL Commuterline berubah menjadi perbincangan dan viral di media sosial, menyentuh persoalan etika digital, tanggung jawab, dan dampak media sosial terhadap pekerja layanan publik.
Nama Anita Dewi mendadak mencuat setelah unggahan keluhannya mengenai tumbler merek "Tuku" yang hilang viral di platform media sosial.
Kronologi dimulai pada Senin, 24 November 2025, ketika Anita menitipkan cooler bag berisi tumbler tersebut di bagasi KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung.
Meski cooler bag berhasil ditemukan setelah dilaporkan hilang, tumbler di dalamnya dinyatakan raib. Unggahan Anita yang menyoroti "ketidak-tanggungjawaban petugas" itu pun memantik reaksi beragam dari publik.
Baca Juga: Gara-Gara Kehilangan Tumbler Petugas PT KAI Berujung di Pecat, Begini Kronologinya
Hal ini terjadi ketika beredar kabar tidak resmi mengenai pemecatan seorang petugas KAI. KAI Commuter kemudian turun tangan memberikan klarifikasi resmi, menegaskan tidak ada pemecatan dan mengingatkan tanggung jawab penumpang atas barang bawaannya.
Pernyataan ini justru memicu debat publik yang lebih luas mengenai proporsionalitas keluhan di media sosial dan perlindungan pekerja frontline.
Kronologi Insiden: Dari Bagasi Kereta hingga Linimasa
Berdasarkan narasi yang diunggah Anita Dewi di akun media sosialnya, insiden ini berawal pada Senin malam, 24 November 2025. Ia menggunakan KRL rute Tanah Abang menuju Rangkasbitung dan menitipkan sebuah cooler bag berisi tumbler merek "Tuku" di bagasi gerbong.
Sesampainya di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB, Anita menyadari cooler bag-nya tertinggal. Ia kemudian melaporkan kehilangan tersebut kepada petugas.
Barangnya berhasil ditemukan dan didokumentasikan dalam kondisi lengkap, termasuk tumbler di dalamnya. Petugas menginstruksikan agar cooler bag bisa diambil keesokan harinya di Stasiun Rangkasbitung.
Namun, saat mengambil barangnya, Anita mendapati tumbler tersebut hilang. Kekecewaan ini mendorongnya untuk mengunggah keluhan di media sosial, dengan menyebut kehilangan itu terjadi akibat "ketidak-tanggungjawaban petugas PT KAI."
