POSKOTA.CO.ID - Emas telah menjadi logam mulia bernilai tinggi selama ribuan tahun. Logam ini digunakan dalam perhiasan, industri elektronik, instrumen medis, hingga aset investasi seperti emas batangan dan koin emas.
Meski tampak sederhana dalam bentuk akhirnya, proses menghasilkan emas murni memerlukan teknologi, riset ilmiah, dan tahapan panjang mulai dari eksplorasi tambang hingga proses pemurnian.
Proses pemurnian emas berkembang dari metode tradisional berbasis manual hingga teknologi modern dengan tingkat efisiensi dan kemurnian lebih tinggi.
Menurut World Gold Council, produksi emas global mencapai lebih dari 3.000 ton per tahun, dan permintaan meningkat seiring penggunaan pada sektor teknologi dan finansial.
Baca Juga: Jelang Bulan Desember 2025, Berikut Update Harga iPhone 17 Pro Max
Tahap Awal: Penambangan dan Penghancuran
Tahap pertama dimulai dari eksplorasi cadangan emas di tambang terbuka (open pit) atau tambang bawah tanah (underground mining). Setelah ditemukan, bijih emas diekstraksi dan dibawa ke fasilitas pengolahan.
Proses berikutnya adalah penghancuran menggunakan mesin crusher untuk mengubah batuan besar menjadi partikel kecil. Ukuran bijih kemudian diperkecil lagi menggunakan grinding mill hingga berbentuk serbuk halus agar emas lebih mudah dipisahkan dari material pengotor.
Metode Modern: Hidrometalurgi dan Elektrolisis
Metode modern dianggap lebih aman dan efisien dibanding cara tradisional, terutama dalam skala industri.
1. Pelindian (Hidrometalurgi)
Tahap hidrometalurgi dilakukan dengan melarutkan kandungan emas dalam bijih menggunakan larutan kimia, umumnya sianida, karena reaktivitasnya yang selektif terhadap emas.
Tahapannya meliputi:
Biji emas disemprot atau direndam dalam larutan sianida.
