Namun, UBS tetap mempertahankan skenario penurunan dengan potensi harga emas bergerak ke level US$ 3.700 per troy ons, apabila tekanan moneter kembali meningkat atau terjadi aksi jual besar-besaran oleh bank sentral global.
Tantangan terhadap Outlook Bullish
UBS memberikan peringatan bahwa prospek penguatan emas bukan tidak memiliki hambatan. Dua risiko utama yang dapat menahan momentum kenaikan harga adalah:
- Sikap The Fed yang kembali hawkish, yang dapat menahan harga emas melalui peningkatan imbal hasil obligasi.
- Kemungkinan aksi jual emas oleh sebagian bank sentral, baik karena kebutuhan likuiditas maupun perubahan strategi cadangan devisa.
Selain itu, UBS juga melihat bahwa memudarnya momentum harga emas berpotensi memicu penurunan minat terbuka (open interest), yang biasanya menjadi salah satu indikator penting dalam tren komoditas.
Baca Juga: Alasan Nathalie Holscher Lepas Hijab dan Kembali Menjadi DJ Usai Bercerai dari Sule
Data Pembelian Emas Global: Peran Bank Sentral Semakin Menonjol
UBS mengutip laporan World Gold Council mengenai tren permintaan emas kuartal ketiga 2025. Menurut data tersebut, pembelian emas oleh bank sentral tetap dalam tren naik meskipun sedikit melambat.
Tercatat bahwa bank sentral global telah membeli 634 metrik ton emas sepanjang tahun berjalan. Meski angka ini masih di bawah laju pembelian tahun sebelumnya, UBS menilai permintaan akan meningkat di kuartal keempat. Mereka tetap mempertahankan proyeksi pembelian emas bank sentral di kisaran 900–950 metrik ton untuk sepanjang tahun 2025.
“Pembelian bank sentral sebesar 634 metrik ton tahun ini lebih lambat dibandingkan laju tahun lalu, tetapi meningkat di kuartal ke-4, sejalan dengan perkiraan kami,” tulis UBS dalam laporan mereka.
Revisi proyeksi harga emas UBS menunjukkan bahwa komoditas ini tetap menjadi aset utama dalam menghadapi ketidakpastian global. Kombinasi faktor moneter, geopolitik, dan permintaan institusional menempatkan emas pada posisi yang kuat untuk tetap diminati hingga 2026.
Bagi investor jangka panjang, prospek emas masih dipandang positif, meskipun perlu memperhatikan potensi koreksi akibat perubahan kebijakan The Fed atau pergeseran strategi bank sentral dunia.
