Penyesuaian harga ini mengikuti dinamika pasar global yang dipengaruhi oleh permintaan industri, pergerakan dolar AS, hingga sentimen investor global.
Tren Pasar Perak Global dan Prediksi Macquarie
Selain memahami produk dalam negeri, investor juga perlu melihat kondisi pasar perak internasional. Menurut laporan yang dikutip dari Kitco, harga perak sempat mendekati level tertinggi dalam 14 tahun. Meski belum bertahan di atas USD 39 per ounce, reli perak tetap mengesankan.
1. Permintaan Industri Meningkat
Macquarie bank investasi global menjelaskan bahwa kenaikan harga didorong permintaan industri yang sangat kuat. Sektor elektronik, energi terbarukan, dan manufaktur merupakan pengguna terbesar perak dunia.
2. Defisit Pasokan Perak
Laporan komoditas Macquarie menyoroti terjadinya defisit produksi perak yang cukup signifikan. Ini berarti kebutuhan perak global lebih besar dibanding produksi yang tersedia (sumber: Kitco via Macquarie).
3. Minat Investor Menjadi Motor Utama
Selain kebutuhan industri, faktor yang tak kalah penting adalah arus masuk investasi, terutama melalui Exchange Traded Funds (ETF). Data Commodity Futures Trading Commission (CFTC) menunjukkan bahwa kepemilikan perak ETF global meningkat hingga mencapai 775 juta ounce level tertinggi sejak Agustus 2022.
Dalam satu pekan saja, arus masuk ETF perak mencapai 322.000 ounce, menandakan minat investor yang terus menguat.
Baca Juga: Cari HP Gaming Murah Biar Main Game Lancar? Harga Mulai Rp1 Jutaan, Cek 3 Rekomendasinya di Sini!
Prediksi Harga Perak Hingga 2026
Macquarie memperkirakan harga perak akan terus naik hingga mencapai puncaknya pada 2026. Bank investasi ini menaikkan outlook harga rata-rata perak menjadi:
USD 36/oz pada kuartal III 2025 (sebelumnya USD 33/oz)
USD 35/oz pada kuartal IV 2025
Memasuki 2026, harga diproyeksikan tetap stabil pada kisaran:
USD 33 – 34 per ounce (Q1 2026)
