Dari hasil penyelidikan pihak kepolisian, pelaku merupakan seorang siswa di sekolah yang sama dan bertindak secara mandiri tanpa terkait dengan jaringan teror.
“Tindakan dilakukan secara mandiri, tanpa keterkaitan dengan jaringan teror tertentu,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri.
Lebih lanjut, pelaku diduga mengalami tekanan psikologis dalam melakukan aksinya seperti memendam rasa marah dan frustasi yang dilampiaskan pada tindakan tersebut.
“Dia merasa tidak ada tempat untuk menyampaikan keluh kesah, baik di lingkungan keluarga atau lingkungan sendiri maupun sekolah,” ucap Dirreskrimmum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin.
Selain memeriksa saksi, pihak kepolisian pun telah memeriksa ayah ABH. Meski begitu, belum ada rincian terkait pemeriksaan tersebut.
