“Dari situ mereka bisa melakukan transaksi untuk mengambil aset korban dalam bentuk uang yuan yang langsung ditransfer ke rekening penampung. Rekening itu kemudian dibersihkan dan dikonversikan ke bentuk kripto,” ujar dia.
Ia menjelaskan, para pelaku diduga merupakan bagian dari jaringan besar yang dikendalikan dari luar negeri. Bos mereka diduga berada di China Taipei atau Taiwan.
Polres Metro Bekasi bekerja sama dengan Kantor Imigrasi Bekasi untuk mendalami dugaan penyalahgunaan izin tinggal para pelaku. Selain itu, polisi juga berkoordinasi dengan Interpol untuk melacak jaringan utama penipuan lintas negara tersebut.
“Kami juga melaksanakan koordinasi dengan Interpol Indonesia yang nanti akan berkoordinasi dengan Interpol China untuk penanganan tindak pidana yang terjadi di sana,” ucapnya.
Meski beroperasi dari Indonesia, lokasi utama para para pelaku kejahatan berada di China.
Baca Juga: PT Limbah Industri di Bantargebang Bekasi Terbakar, Diduga Faktor Korsleting Listrik
Sementara itu, Kasie Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI Bekasi, Ahmad Ady Majeng mengatakan, pihaknya masih menunggu tindak lanjut dari kedutaan besar terkait proses deportasi 27 WNA tersebut.
“Saat ini kami menunggu proses tindak lanjut berikutnya yang nantinya akan kami lakukan pendeportasian keluar dari wilayah Indonesia. Untuk sementara, kami masih menunggu proses dari rekan-rekan Polres Metro Bekasi,” kata dia.
Ahmad mengatakan, seluruh WNA China tersebut kini ditempatkan di ruang detensi imigrasi.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan kedutaan terkait dan terus memberikan laporan mengenai perkembangan penanganannya,” katanya.
Baca Juga: Korban Perampasan Motor Modus Tawaran Kerja di Bekasi Belum Buat Laporan
Dalam kasus ini, ratusan barang bukti yang digunakan dalam aksi penipuan online disita, di antaranya 31 unit iPhone, 61 unit ponsel Redmi, 19 unit ponsel Oppo, tiga ponsel Vivo, tiga ponsel Poco, tiga unit ponsel Huawei, satu unit ponsel Samsung, satu unit ponsel Honor, 19 unit iPad dan 16 unit iPad mini, tiga laptop, satu printer Epson, tiga modem Orbit, Satu modem TP-Link, dan dua modem lainnya.
