POSKOTA.CO.ID - Harga emas dunia kembali mengalami pelemahan di awal November 2025. Pergerakan harga logam mulia ini tak lepas dari sikap hati-hati bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang belum memberikan sinyal pasti soal arah kebijakan suku bunga. Di sisi lain, penguatan dolar AS juga ikut menekan harga emas di pasar global.
Artikel ini akan membahas penyebab utama penurunan harga emas, faktor ekonomi global yang memengaruhinya, hingga bagaimana tren ini bisa berdampak pada investor dan masyarakat yang menjadikan emas sebagai instrumen lindung nilai.
Kondisi Terkini Harga Emas Dunia
Pada perdagangan Selasa, 4 November 2025, harga emas di pasar spot tercatat turun mendekati 3.980 dolar AS per troy ounce. Data Bloomberg menunjukkan bahwa pergerakan harga emas sempat fluktuatif sehari sebelumnya, namun tren pelemahan masih berlanjut.
Baca Juga: Daftar 5 Hp Terbaru 2025 yang Punya Spek Gahar, Lengkap dengan Harganya
Sebagai perbandingan, pada Oktober lalu, harga emas dunia sempat menembus rekor tertinggi di atas 4.300 dolar AS per troy ounce. Kenaikan tersebut dipicu ekspektasi kuat terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed. Namun, seiring dengan sinyal hati-hati dari para pembuat kebijakan, antusiasme pasar mulai mereda.
Kondisi ini menandakan bahwa pasar emas masih sangat sensitif terhadap arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat dan fluktuasi nilai tukar dolar.
Faktor Utama: Sikap Hati-hati Federal Reserve
Tiga pejabat penting The Fed — Lisa Cook, Mary Daly, dan Austan Goolsbee — baru-baru ini menyampaikan pandangan bahwa mereka akan berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait pemangkasan suku bunga.
Lisa Cook menilai bahwa risiko pelemahan pasar tenaga kerja kini lebih besar dibandingkan risiko kenaikan inflasi, tetapi ia tidak secara eksplisit mendukung pemangkasan suku bunga pada Desember. Pernyataan ini menjadi sinyal bahwa The Fed masih menunggu data ekonomi lanjutan, terutama laporan ketenagakerjaan dan inflasi, sebelum menentukan arah kebijakan berikutnya.
Bagi investor emas, hal ini berarti satu hal: ketidakpastian tetap tinggi. Tanpa kepastian penurunan suku bunga, minat terhadap emas sebagai aset lindung nilai cenderung menurun.
Penguatan Dolar AS Tekan Harga Emas
Selain faktor kebijakan moneter, penguatan indeks dolar AS juga turut memberi tekanan signifikan terhadap harga emas. Saat dolar menguat, nilai emas (yang dihargai dalam dolar) menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga permintaan global menurun.
Indeks dolar kini berada di level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, mempersempit ruang gerak bagi logam mulia untuk kembali naik. Fenomena ini sejalan dengan teori klasik ekonomi: emas dan dolar cenderung bergerak berlawanan arah.
